GERBANG SEKOLAH

109 SMK Terapkan Kurikulum Prototipe

Asah Soft Skill Siswa

KOTABARU, RAKA – Pada kegiatan silaturahmi kepala SMK Muhammadiyah se-Indonesia di SMK TI Muhammadiyah 1 Cikampek, Dirjen Vokasi Kemendikbud tekankan sekolah SMK di Indonesia mampu menumbuh kembangkan siswa melalui program kurikulum prototipe.

Direktur Jenderal Vokasi SMK Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan, kurikulum prototipe merupakan salah satu program yang disuguhkan untuk sekolah-sekolah SMK di Indonesia, program tersebut bertujuan untuk mengasah soft skill yang dimiliki setiap siswa. “Program ini lebih mengedepankan kemampuan siswa, di mana siswa mampu menciptakan sesuatu sesuai keahliannya masing-masing,” ucapnya saat berbincang dengan Radar Karawang di SMK TI Muhammadiyah 1 Cikampek usai acara silaturahmi nasional SMK Muhammadiyah se-Indonesia, Rabu (5/1).

Ia menambahkan, program tersebut tidak bersifat wajib, sehingga sekolah-sekolah yang ingin mencoba kurikulum prototipe dapat mencoba, namun dengan berbagai syarat yang sudah ditentukan. Sejauh ini program tersebut sudah diterapkan di 109 SMK yang masuk kategori sekolah pusat keunggulan. Meskipun begitu, ia mencanangkan bahwa program tersebut dapat diterapkan di sekolah non pusat keunggulan. “Untuk SMK Muhammadiyah saja sudah ada 107 SMK nya yang menerapkan program ini. Sedangkan sisanya SMK pusat unggulan yang ada di Indonesia,” tambahnya.

Saat disinggung mengenai kasus pengangguran bahwa lulusan SMK di Indonesia sebanyak 1.63 juta siswa, di Kabupaten Karawang sendiri sebanyak 24 ribu, 10 ribu diantaranya kesulitan mencari pekerjaan. Hal itu memang dibenarkan olehnya, namun hal tersebut merupakan jejak langkah sebelumnya yang terus dilakukan perbaikan. Melalui program kurikulum prototipe, pihaknya berharap bisa mengubah pendidikan Indonesia yang memiliki lulusan siswa SMK yang lebih produktif. “Selain belajar, siswa terus diajak untuk membuat project dalam menumbuh kembangkan potensinya,” katanya.

Sementara itu Ketua Forum Komunikasi Kepala Sekolah (FKKS) Muhammadiyah Indonesia Riswanto mengungkapkan, kurikulum prototipe menjadi kesempatan bagi SMK, karena dinilai mampu mendobrak persoalan khususnya pengangguran, di mana siswa akan lebih diasah kemampuanya tanpa harus mengandalkan sebagai buruh pabrik. Pihaknya menargetkan SMK Muhammadiyah yang ada di Indonesia dapat mengadopsi kurikulum prototipe itu sendiri. “Tahun 2021 kemarin baru 107, dan mudah-mudahan tahun ini bisa terus bertambah,” pungkasnya. (mal)

Related Articles

Back to top button