radarkarawang.id — Ribuan mahasiswa dan masyarakat tumpah ruah di lingkungan Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang dalam semarak Dies Natalis ke-11, Oktober ini.
Tak sekadar perayaan, momentum hari jadi tersebut menjadi refleksi perjalanan UBP sebagai kampus yang terus tumbuh, inklusif, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat Karawang.
Rektor UBP Karawang, Prof. Dr. Dedi Mulyadi, menjelaskan bahwa peringatan Dies Natalis tahun ini menjadi istimewa bukan hanya karena usia kampus yang genap sebelas tahun, tetapi juga karena bertepatan dengan masa akhir kepemimpinannya sebagai rektor.
“Dies Natalis ini kami rayakan dengan berbagai kegiatan akademik dan nonakademik. Kami ingin menunjukkan bahwa UBP bukan menara gading, tetapi kampus yang hadir di tengah masyarakat,” ujar Prof. Dedi, Sabtu (11/10).
Ia menambahkan, rangkaian kegiatan dimulai dengan fun walk atau jalan santai yang diikuti lebih dari seribu peserta dari berbagai kecamatan, bahkan hingga luar wilayah Karawang. Selain itu, diselenggarakan pula berbagai lomba seperti poster competition, artikel ilmiah, hingga seni budaya yang melibatkan mahasiswa lintas program studi.
“Acara puncaknya akan digelar pada 17 Oktober, bertepatan dengan tanggal berdirinya UBP. Akan ada pembagian hadiah, penampilan seni, serta refleksi perjalanan sepuluh tahun UBP yang dituangkan mahasiswa dalam karya tulis dan poster,” jelasnya.
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian dalam rangkaian Dies Natalis adalah Pemilihan Duta Kampus 2025, yang menjadi wadah regenerasi figur mahasiswa teladan setiap tahunnya.
Koordinator Duta Kampus, Dr. Lusiana Rahmatiani, menjelaskan bahwa ajang ini bukan sekadar kontes kecantikan, melainkan sarana mencari mahasiswa berkepribadian unggul, cerdas, dan inspiratif.
“Tujuannya mencari mahasiswa yang memiliki citra positif, intelektual tinggi, kemampuan public speaking, dan bakat yang mumpuni. Mereka menjadi role model dan membantu mempromosikan kegiatan universitas,” jelas Lusiana.
Tahun ini, antusiasme peserta meningkat signifikan dengan 28 mahasiswa dari berbagai program studi mengikuti proses seleksi sejak 26 September hingga 8 Oktober. Para peserta dinilai oleh tiga juri profesional, yakni: Assoc. Prof. Dr. Cempaka Putrie Dimala, Psikolog, menilai aspek personality dan public speaking. Assoc. Prof. Dr. Dedy Frianto, menilai bakat dan seni mahasiswa. Nita Rohayati, Psikolog, menilai wawasan umum tentang UBP dan kedaerahan Karawang.
Menurut Lusiana, tahun ini jumlah peserta meningkat pesat karena kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya peran Duta Kampus sebagai representasi positif UBP juga kian tumbuh.
“Mereka sadar menjadi Duta Kampus bukan sekadar prestise, tapi tanggung jawab untuk menebar inspirasi di dalam dan luar kampus,” imbuhnya.
Dalam refleksi kepemimpinannya, Prof. Dedi Mulyadi menegaskan bahwa keberhasilan UBP tak lepas dari kekompakan tim dan semangat Tridharma Perguruan Tinggi yang dijalankan secara konsisten. Ia mengibaratkan perjalanan UBP sebagai sebuah “orkestra” besar.
“Saya bukan siapa-siapa tanpa tim yang solid. Semua civitas akademika berperan seperti alat musik dalam orkestra. Harapannya, ke depan UBP memiliki konduktor baru yang mampu menghasilkan harmoni lebih indah dan inklusif,” ujarnya.
Prof. Dedi juga menekankan pentingnya inklusivitas pendidikan agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Pendidikan harus mencerdaskan dan menyejahterakan. Kalau kampus menjadi eksklusif, tujuan itu tidak akan pernah tercapai,” tegasnya.
Berdiri sejak 2014 berdasarkan SK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, UBP Karawang kini menjelma sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Jawa Barat. Dari semula hanya ribuan mahasiswa, kini jumlahnya melonjak tajam dengan berbagai prestasi di tingkat nasional hingga internasional.
Dies Natalis ke-11 ini menjadi simbol komitmen UBP untuk terus berkembang mencetak lulusan unggul, berkarakter, dan siap bersaing secara global, tanpa meninggalkan akar lokal Karawang. (uty)
