120 Peserta Lolos Seleksi UMKM Naik Kelas
KARAWANG, RAKA – Sebanyak 120 orang pelaku UMKM di Kabupaten Karawang tahun 2024 berhasil lolos tahap seleksi untuk mengikuti program UMKM Naik Kelas.
Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Karawang melaksanakan program UMKM Naik Kelas. Program tersebut berasal dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat. Kegiatan berlangsung di Aula Husni Hamid.
Koordinator Daerah (Korda) UMKM Karawang, Aef Saefulloh menyampaikan ada sebanyak 120 pelaku UMKM yang mengikuti kegiatan tersebut. Program ini telah dilakukan selama 5 tahun berturut-turut. “UMKM Juara itu dulu digelar selama 5 tahun berturut-turut. Jika tahun sebelumnya hanya dilaksanakan pendampingan selama 4 bulan, tahun ini dilaksanakan selama 8 bulan dan berubah nama menjadi UMKM Naik Kelas,” ujarnya, Senin (27/5).
Ia menjelaskan, kegiatan ini sebelumnya telah melalui proses kurasi. Dari jumlah 218 pendaftar, hanya 120 pelaku UMKM yang terpilih menjadi peserta. Kemudian peserta yang lolos dibagi menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 20 orang dan 1 pendamping. Setiap pertemuan, ratusan peserta tersebut diberikan materi pendampingan seputar mindset usaha, legalitas usaha, manajemen usaha, pencatatan keuangan, perhitungan harga pokok penjualan hingga pemasaran. “Pelaksanaan UMKM Naik Kelas ini offline, sudah start dari April dan akan berlangsung hingga November 2024. Usaha itu bukan soal tentang pasar, pelaku harus punya mindset yang tepat. Karena segala sesuatu ada ilmunya. Jadi, kita netapin ada 4 indikator naik kelas, yaitu mindset, manajemen usaha, inovasi dan teknologi,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Karawang, Dindin Rachmadhy mengungkapkan, jumlah peserta pada tahun 2024 ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 lalu. Seluruh peserta akan mendapatkan pembinaan selama 8 bulan hingga bulan November mendatang. Ia mempunyai harapan agar pelaku UMKM dapat mengubah cara berpikir setelah mengikuti program tersebut. “Dari target orangnya bertambah, dari segi hasilnya berbeda dengan UMKM juara. Di sana ada branding, perubahan mindset ke arah digital. Diharapkan semuanya naik mulai dari aset, permodalan, akses digital, akses pemasaran. Kami bina selama 8 bulan dari April sampai dengan November. Program ini di setiap kabupaten dan kota ada tapi memang pelopornya dari beberapa pendamping di Karawang. Dahulu UMKM juara kalau sekarang UMKM naik kelas, sekarang di naikan saja kualitasnya. Ini suatu hal yang bagus cara untuk mengubah mindset pelaku UMKM. Sehingga kesempatan itu bisa ditangkap oleh semua pelaku UMKM yang ada,” ungkapnya.
Koswara, peserta UMKM Naik Kelas menyatakan mempunyai produk berupa pakaian daster. Target pemasaran produk itu untuk wanita usia 35 hingga 50 tahun. Ketika pembuatan produk pun telah bekerjasama dengan UMKM yang mempunyai produk kain. Motif daster yang di miliki berupa batik dan motif bebas. “Pertama tentunya sangat bangga dan terimakasih atas kesempatannya. Saya sendiri mempunyai produk pakaian berupa daster. Tentunya dari model, bahan kita juga berbeda dari yanga dan di pasaran. Kita menjual bahan yang premium dengan target usia 35 sampai 50 tahun tapi selama ini pemasarannya masih untuk semua umum. Kita ada batik dan bekerjasama dengan UMKM yang mempunyai produk kain,” terangnya.
Ia mengaku telah melakukan kolaborasi bersama dengan UMKM penjahit. Terkait program tersebut, ia mendaftar secara mandiri. Kemudian Koswara lolos ke tahap seleksi berupa wawancara terkait komitmen. “Kita berkolaborasi dengan UMKM yang penjahit dan cetakan bahan. Ini mulainya dari April kemarin, mendaftarkan sendiri dengan rangkaian yang sudah sesuai dengan program. Setelah mendaftar saya mengikuti tes seleksi, tidak susah karena tes seleksi lebih kepada komitmen untuk mengikuti program yang sudah di agendakan. Kami harapkan UMKM disini ada kenaikan kelas seperti ada UMKM yang mempunyai kemasan yang sudah layak dan legalitas terpenuhi,” tutupnya. (nad)