HEADLINE

14 Desa Potensi Terdampak Kebocoran Minyak

CIBUAYA, RAKA- Tumpahan minyak di pesisir pantai Karawang masih belum sepenuhnya dibersihkan. Cairan berwarna hitam masih terlihat di beberapa wilayah bibir pantai Pisangan, Kecamatan Cibuaya. Bau minyak masih tercium di begitu memasuki wilayah pantai.

Nelayan di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, Yani Yohanes mengaku selama 4 hari belakangan ini tangkapan udang menjadi turun. Sebab, air laut bercampur dengan minyak membuat pihaknya kesulitan dalam menangkap udang. “Saya gak ngerti bagaimana tetapi udangnya jadi susah dicari. Mungkin udangnya menjauh atau mati karena ada minyak,” ungkapnya, Selasa (23/7).

Jika dalam kondisi normal, biasanya Yani bisa menangkap udang sebanyak 4 hingga 6 kilogram dalam sehari. Tetapi, saat ini tinggal 0,7 ons hingga 1,5 kilogram saja. Alhasil, penghasilannya pun menurun drastis. Biasanya, Yani bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 400 ribu per hari. Tetapi, kini hanya bisa mendapatkan Rp80 ribuan sehari.

Pendapatan tersebut pun hanya cukup untuk menutup ongkos melaut termasuk pembelian solar maupun bekal makanan. “Kalau melaut saja biayanya bisa Rp80 ribu untuk yang dekat. Jika jauh bisa sampai Rp200 ribuan,” terangnya. Melaut juga menjadi agak riskan lantaran jaring beresiko terkena minyak dan susah untuk dibersihkan.

Sementara itu, tumpahan minyak juga menyebabkan akses jalan di Dusun Pisangan, Desa Cemarajaya pun tidak bisa dilalui. “Jadinya muter lewat belakang (jalan alternatif) itu bagi yang tahu. Kalau yang tidak tahu ya pas sampai depan jalan langsung balik lagi,” ujar Rohayati, warga Dusun Pisangan.

Menurutnya, jalan di depan warungnya pun jadi sepi dilalui oleh masyarakat akibat tumpahan minyak membuat jalanan menjadi licin. “Kemarin (22/7) tidak ada yang lewat. Kalau sekarang sudah mulai ada yang kembali lewat sini,” terangnya. Di pantai Pisangan memang masih terlihat tumpahan minyak.

Berbeda dengan wilayah Desa Cemarajaya yang sudah tidak nampak sama sekali tumpahan minyak. Tetapi, jika mendekat ke arah pantai maka akan terlihat minyak tersebut menggumpal dengan pasir pantai. Di pinggiran pantai juga terlihat sejumlah kantong plastik berisi pasir yang tercemar oleh minyak. Setiap hari, PHE ONWJ bersama dengan warga bergotong royong untuk membersihkan pasir yang terkena minyak.

Di Desa Cemarajaya, pembersihan baru dilakukan sejak Senin (22/7) melibatkan puluhan warga mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Total yang terkumpul pun bisa mencapai 144 kantong. “Satu kantong plastik beratnya bisa mencapai 25 kilogram,” kata koordinator tim bersih-bersih di Desa Cemarajaya Tusin.

Dia mengatakan, meski sudah ada dampak kebocoran minyak, tetapi pembersihan pantai baru dilakukan sejak Senin. Secara total ada 4 tim gabungan dari pihak Pertamina maupun warga setempat yang melakukan pembersihan pantai. Setiap tim terdiri dari 27 hingga 30 orang. “Awalnya ada 20 orang saja untuk satu tim tetapi mulai banyak masyarakat yang mengajukan diri,” terangnya.

Pembersihan pantai memang tidak dilakukan secara cuma-cuma, warga yang terlibat diberi upah sebesar Rp 100 ribu per hari. Sedangkan warga yang bertugas untuk mengangkut kantong plastik diberikan besaran upah berbeda. Sebesar Rp 15 ribu untuk 8 kantong jika jaraknya dari kantong ke truk dekat. Jika jaraknya jauh maka upah yang diberikan bisa mencapai Rp 35 ribu per 8 karung. “Ojek-ojek pun juga kita rekrut untuk mengumpulkan plastik-plastik tersebut,” kata Vice President Relations PT Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya.

Sebanyak 8 desa sudah terdampak hingga lapisan minyaknya ke pantai. Dari sejumlah desa tersebut, ada 5 desa sudah dalam kondisi bersih yakni Tanjungpakis, Sedari, Sungabuntu di Karawang serta Pantai Bahagia dan Bungin di Bekasi. Sedangkan ketiga desa lainnya yakni Cemarajaya, Tambaksari dan Pusakajaya sedang dalam masa pembersihan. “Yang lima tetap kita pastikan kalo belum bersih dibersihkan lagi,” ungkapnya.

Sedangkan enam desa lain yang potensi terdampak hingga kini terus dimonitor oleh PHE ONWJ. “Yang enam lain kita pantau supaya nanti kita lebih antisipatif. Lebih sigap, kan tadi ada satelit, kita pakai satelit setiap malam kita lihat nanti ada pokmas (kelompok masyarakat) yang membantu menginformasikan,” urainya.

Sedangkan di sekitar anjungan lokasi operasi PHE ONWJ, telah ditetapkan radius isolasi guna penyelamatan pelayaran. “Jarak teraman berapa km belum tahu. Sudah ada kapal patroli yang mengelilingi untuk mengamankan,” urainya.(vir/deb/lyn/ken)

Related Articles

Back to top button