23 ODHA Meninggal
KARAWANG, RAKA – Mati satu lahir seribu. Satu penderita HIV/AIDS meninggal, lahir penderita-penderita baru. Tidak ada habisnya, malah semakin banyak termasuk di Kabupaten Karawang.
Bisnis prostitusi yang rentan menyebarkan virus HIV semakin berkembang. Pemasarannya pun semakin canggih seiring perkembangan zaman. Begitu pula pelanggan dan penjualnya. Tidak lagi antara perempuan pekerja seks komersial dan lelaki hidung belang, kini ada juga lelaki pekerja seks komersial dan pelanggannya perempuan bahkan lelaki juga. Usia pelaku dan pelanggannya bervariasi. Dari belasan hingga berumur setengah abad. Itu baru dari satu sisi penyebaran virus mematikan dan belum ada obatnya tersebut.
Di lain sisi, penyebaran virus HIV juga tidak lagi antara hubungan lelaki dan perempuan, karena menurut data dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Karawang, jumlah Orang dengan HIV AIDS (ODHA) justru paling banyak adalah lelaki penyuka lelaki alias gay. Jumlahnya pun terbanyak, yaitu 78 orang, disusul pasangan suami istri 28 orang, lelaki beristri 17 orang, wanita pekerja seks tiga orang, dan waria dua orang. Sedangkan menurut pekerjaan, paling banyak yang menderita HIV adalah buruh pabrik 60 orang, ibu rumah tangga 27 orang, kuli 17 orang, pengusaha enam orang, mahasiswa satu orang, pekerja salon dua orang, pelajar dua orang, PSK tiga orang, dan pengangguran dua orang.
Staf KPA Kabupaten Karawang Yana Aryana menuturkan, berdasarkan data yang dimilikinya, selama tahun 2019 tercatat 23 penderita HIV/AIDS di Karawang yang meninggal. Sedangkan jumlah semua penderita sejak tahun 1992 sampai bulan Agustus 2019 terakhir sudah mencapai angka 1.153 penderita. “Yang meninggal juga kita data. Tahun ini 23 penderita yang meninggal,” kata Yana kepada Radar Karawang.
Dikatakan Yana, dari 23 penderita HIV/AIDS yang meninggal, diantaranya para penderita baru yang memang daya tahan tubuhnya semakin berkurang karena virus tersebut. “Ada juga yang baru dan ada yang lama,” ucapnya.
Praktisi kesehatan pencegahan penyakit menular, Wiwi Widiani mengatakan, untuk menghindari virus yang berbahaya itu, jangan sering ganti pasangan dalam melakukan hubungan intim. Obat yang ada hanya bisa untuk mempertahankan daya tahan tubuh, dengan menkomsumsi obat yang sudah direkomendasikan oleh dokter. “Intinya jangan melakukan perbuatan di luar batas,” pungkasnya. (nce)