23 Orang Meninggal Akibat HIV AIDS
UPACARA : Siswa SMAN 1 Cilamaya saat menggelar upacara hari AIDS sedunia.
CILAMAYA WETAN, RAKA – Untuk mencegah penyebaran virus HIV AIDS di kalangan pelajar, sosialisasi penularan virus mematikan itu gencar dilakukan. Diketahui, kematian akibat virus AIDS sepanjang 2019 terhitung sebanyak 23 orang, kelompok usia paling banyak tertular 20-29 tahun sebesar 46%, kasus HIV menurut profesi paling banyak ibu rumah tangga 268 orang, karyawan 257 orang, buruh 174 orang, swasta 144 orang dan anak-anakn 45 orang.
Sementara data khusus HIV dan AIDS menurut faktor resiko penularan hubungan intim laki dan perempuan 50,5%, homosex 28%, pengguna suntikan 9,2%, ibu ke anak 4,4% dan waria 2%.
Data kasus HIV menurut jenis kelamin paling banyak tertular laki-laki 68%. Dengan total sejakntahun 1992 sampai dengan Oktober 2019 sebanyak 1.272 kasus.
Menurut Sekretaris KPA Karawang, Sukarjono di sela pelaksanaan apel peringatan HIV/AIDS di lingkungan SMAN 1 Cilamaya, Senin (16/12) kemarin. Penanggulangan virus ini terus diupayakan agar penyebarannya bisa dipersempit, maka dari itu pihaknya terus lakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi hingga lembaga permasyarakatan.
Terlebih di lingkungan sekolah, karena usia mereka saat ini sedang berada di puncak rasa ingin tahu yang tinggi. “Sebisa mungkin penanggulangan HIV dan AIDS ini bisa ditekan, agar perkembangan virusnya tidak berkembang lebih meluas lagi,” ucapnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, melakukan hubungan intim laki-laki dan perempuan memang menjadi salahsatu faktor penyebabnya, namun hal itu bisa terjadi setelah salahsatunya terjangkit virus mematikan ini. Adapun yang paling berbahaya dan sangat berpotensi terserang HIV dan AIDS ini ialah hubungan homoseksual atau pun hubungan Laki Suka Laki (LSL).
Di tempat yang sama, Camat Cilamaya Wetan, Entoh Hendra Permana mengatakan, penanggulangan HIV dan AIDS tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Membutuhkan bantuan dari beberapa elemen masyarakat untuk saling mengingatkan. “Apalagi layanan bagi untuk mendeteksi HIV dan AIDS ini telah sedia di 50 Puskesmas dan RSUD Karawang, di tambah dengan sosialisasi yang di lakukan oleh Pemkab Karawang melalui sosialisasinya,” ujarnya.
Khusus yang rentan, seperti penjangkauan, pendampingan dan tes HIV kelompok WPS, Homosexs, Waria dan penasun kerjasama Puskesmas dan LSM Penjangkau. Tidak hanya itu, pencegahan dipopulasi rendah seperti penyebarluasan informasi di sekolah, kecamatan, majelis taklim dan lainnya harus terus dilakukan. “Pemkab mendukung, target zero new infection, zero AIDS realated death dan zero discrimination tercapai di tahun 2030 di Karawang,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Kepala SMAN 1 Cilamaya R Eman Sulaeman mengatakan, kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KPA dari sekolah ke sekolah. Kemarin, pihaknya menjadi sekolah ke-3 setelah SMK Muhammadiyah-Kotabaru dan SMAN 1 Majalaya. “Kita dukung terus sosialisasi ini, agar anak-anak kita khususnya terbebas dari virus mematikan ini,” pungkanya. (rok)