Uncategorized

234 Hektare Terumbu Karang Rusak

PENYEBARAN MINYAK: Tumpahan minyak menggunakan citra satelit penginderaan jauh di perairan Karawang tanggal 4 September.

Dicemari Minyak Pertamina

CILAMAYA WETAN, RAKA – Dampak pencemaran minyak Pertamina di laut Karawang ternyata lebih parah dibanding yang terlihat. Karena bukan hanya ekonomi warga pesisir saja yang murat marit, tapi juga ekosistem laut semisal terumbu karang.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang merilis data jumlah terumbu karang yang terdampak mencapai 234 hektare yang tersebar di delapan wilayah. Perinciannya, Karang Kapalan 48 hektare, Karang Bengkok 18 hektare, Karang Badengan 27 hektare, Karang Grabad 25 hektare, Karang Sedulang 37 hektare, Karang Areng 18 hektare, Karang Meja 29 hektare, dan gugus Pulo Pasir 32 hektare.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang Hendro Subroto mengatakan, ada lima item yang terindikasi terdampak tumpahan minyak, yaitu jumlah nelayan tangkap, pelaku usaha budi daya, petambak garam, terumbu karang, dan mangrove.

Ia mealnjutkan, tercemarnya sejumlah gugusan terumbu karang dimulai sekitar 3 pekan lalu. Saat pencemaran dimulai pada 12 hingga 18 Juli lalu, tumpahan masih jauh dari terumbu karang. Namun pada citra satelit Lapan tanggal 21 Juli 2019, tumpahan minyak meluas hingga ke terumbu karang Ciparage maupun Sendulang. “Akibat tumpahan minyak, terumbu karang bakal mengalami efek letal atau mengganggu sel terumbu karang hingga mati. Terumbu karang juga bisa mengalami efek subletal,” ujarnya.

Selain terumbu karang, DPKP juga merilis 10 lokasi hutan mangrove yang terindikasi tercemar. Rinciannya, Cemarajaya 16 hektare, Sedari 3.897 hektare, Sukajaya 57 hektare, Sukakerta 78 hektare, Muara 108 hektare, Tanjung Pakis 2.989 hektare, Tambaksari 1.967 hektare, Muara Baru 256, Pusakajaya Utara 2.890 hektare, dan Sumber Jaya 1.245 hektare. (psn/dk)

Related Articles

Back to top button