KARAWANG, RAKA – Saat ini, Karawang belum terbebas dari penyakit tuberculosis atau TBC. Tahun lalu ada 3.221 orang terkena penyakit menular ini.
Tahun ini pun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang sebut menyebut masih banyak masyarakat yang terjaring petugas. “Indonesia terbesar di dunia setelah India akan penyakit TBC. Tahun kemarin saja Karawang ada sebanyak 3.221 orang, tahun ini ada juga dan itu belum ditemukan semuanya (penderita TBC),” ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit Dinkes dr Sri Sugihartati, kepada Radar Karawang, Jumat (5/4) kemarin, saat peringatan hari TBC di depan kantor Bupati Karawang.
Menurut Sri, TBC diawali dengan gejala batuk-batuk. Sayangnya, masih ada masyarakat yang menganggap sebagai batuk biasa. “Sehingga kita bekerjasama degan kader LKNU (Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama) dengan adanya masyarakat dengan gejala TBC itu, langsung datang ke puskesmas dicek dilaboratoium, diharapakan bisa banyak lagi yang terjaring,” katanya.
Karena lanjut Sri, saat ini masih banyak di masyarakat yang belum terjaring. “TBC bukan hanya anak-anak, dewasa, remaja semua bisa kena, akibat kurang gizi, daya tahan tubuh lemah, misal orang penderita HIV daya tahan tubuhnya turun bisa kena TBC, sehingga yang punya TBC kita periksa juga HIV nya, jangan-jangan ada HIV yang mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, dengan daya tahan tubuh menurun itu gampang kena TBC,” katanya.
Penjabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karawang Samsuri meminta, semua elemen masyarakat harus bergerak dengan banyaknya kasus TBC. “Mari temukan, obati sampai sembuh. TBC perlu dieliminasi, sebab TBC itu menular dari dahak yang mengandung kuman dan bisa tersebar dengan cara bersin yang tersebar melalui udara,” katanya.
Sekalipun pengobatan TBC tidak mudah, namun lanjut Samsuri, di Karawang semuanya harus tuntas terutama mengenai penyakit yang berbahaya ini. “Ini perlu peran multi sektoral, Karawang harus bebas dari TBC,” paparnya. (apk)
