
TERABAS BANJIR: Seorang bocah perempuan duduk di pundak warga Perumahan Bumi Mutiara Indah (BMI) 1, Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, saat banjir melanda akibat luapan Sungai Cikaranggelam, Minggu (7/2) siang.
CIKAMPEK. RAKA – Hujan berdurasi panjang yang mengguyur Kabupaten Karawang, Bogor dan Purwakarta dalam dua hari terakhir, membuat sejumlah sungai meluap. Alhasil, 4.396 rumah terendam di 14 kecamatan.
Di Perumahan Bumi Mutiara Indah (BMI) 1 dan BMI 2, Desa Dawuan Tengah, Kecamatan Cikampek, misalnya. Sejak pagi kemarin terendam oleh luapan Sungai Cikaranggelam. Warga Perumahan BMI 1 Blok D, Suganda (52) mengatakan, banjir menjadi langganan tahunan. Sejak pagi kemarin, warga mulai mengamankan harta bendanya agar tidak terendam. “Mau gimana lagi, setiap tahun memang seperti ini, jadi kita sudah biasa hadapi banjir,” ucapnya kepada Radar Karawang, Minggu (7/2) pagi.
Ia menambahkan, luapan air dengan cepat terjadi sejak pukul 06.00. Tidak kurang 30 menit, ketinggian air sudah mencapai paha orang dewasa. Hampir di setiap blok perumahan BMI terkena dampak luapan Sungai Cikaranggelam. “Kita juga belum bisa memperkirakan kapan air ini surut, yang pasti untuk rumah warga terendam di atas lutut mereka sudah mengungsi ke masjid dan posyandu, yang lokasinya tidak terendam,” tambahnya.
Ia mengaku, untuk mencegah dan mengantisipasi potensi penyebaran penyakit, pihaknya meminta bantuan medis agar kesehatan warga tetap terjaga. “Karena kalau banjirnya gini, kita tidak bisa kerja atau jualan. Jadi kita berharap semoga ada bantuan kesehatan untuk tahap awal ini,” akunya.
Hal serupa disampaikan oleh Muhammad Nafsi (42), warga Dusun Karangmulya, Desa Dawuan Tengah. Menurutnya perbaikan aliran Sungai Cikaranggelam pernah dilakukan pemerintah desa, namun volume air sungai yang terlalu tinggi mengakibatkan banjir. “Jadi bukan BMI saja, kita saja yang di Dusun Karangmulya terdampak banjir ini. Kalau bisa ada bantuan dari pemerintah, minimal membantu ketahanan pangan di sini,” pungkasnya.
Hal serupa terjadi di Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru. Salah satu warga yang terkena banjir, Akbar (26) mengatakan banjir terjadi dari luapan Sungai Cipangulah sejak pagi kemarin. “Semoga cepat surut airnya. Repot kalau banjir terus,” ujarnya.
Sementara Rian (22) warga Karaba Indah, Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, mengatakan, air Sungai Citarum mulai masuk ke pemukiman sejak pukul 14.20. Blok FF yang berada persis di pinggiran sungai menjadi wilayah yang paling parah terkena banjir. “Ada sekitar 25 kepala keluarga yang terkena banjir. Tinggi air selutut orang dewasa,” tuturnya.
Ia melanjutkan, air tampak surut pada pukul 17.00. Itu terlihat dari jalanan yang sudah mulai terlihat. “Mudah-mudahan hujan tidak kembali deras, dan Citarum tidak lagi meluap,” katanya.
Sedangkan Rohimim (20) warga Parakanmulya, Desa Tirtamulya mengatakan, sekitar 50 hektare sawah dan 40 rumah terendam air luapan Sungai Kalen Kapal. “Air masuk ke pemukiman sekitar pukul 14.00,” ujarnya.
Dandim 0604 Karawang Letkol Inf Medi Hariyo Wibowo mengatakan, tercatat 13 kecamatan, 17 desa, 3.521 kepala keluarga, 10 hektare sawah terendam, serta dua ribu jiwa mengungsi akibat banjir. “Menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada, tanggap terhadap perubahan cuaca, terutama saat terjadi hujan deras disertai angin kencang,” ungkapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Yasin Nasrulah mengatakan, selain merendam perumahan warga, banjir juga merendam areal persawahan. “Semuanya yg terdampak rumah 4.396,” ujarnya. (nce/mal)