PURWAKARTA

42 Desa Rawan Bencana

KONPERS : PCNU Purwakarta memberikan keterangan pers soal desa yang berpotensi bencana.

PURWAKARTA, RAKA – Terdapat 42 Desa di Purwakarta rawan bencana alam akibat cuaca ekstrem hujan. Hal itu disampaikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purwakarta, melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU.

Adapun penyebaran desa-desa berpotensi mengalami bencana alam tersebut ada di sepuluh kecamatan. Kecamatan Plered (1 desa), Bungursari (3 desa), Pasawahan (4 desa), Cibatu (1 desa), Babakancikao (1 desa), Sukasari (4 desa).

Kecamatan Campaka (3 desa), Wanayasa (5 desa), Pondoksalam (7 desa), Bojong (10 desa), Maniis (2 desa). Dan Kecamatan Tegalwaru (1 desa).
Mayoritas jenis bencana alam yang rawan terjadi di desa-desa tersebut adalah bencana tanah longsor. Yang lainnya adalah bencana gerakan tanah dan banjir. “Data ini kami peroleh dari hasil identifikasi tim atas desa-desa yang pernah terjadi bencana sebelumnya, dan potensi terjadi bencana alam karena kondisi geografis terkini,” ungkap Riana A. Wangsadiredja, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU Kabupaten Purwakarta.

Untuk itu, diperlukan mitigas bencana secara seksama yang dilakukan Pemerintah Daerah bersama seluruh pemangku kepentingan, termasuk dengan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi masyarakat Islam yang mayoritas di Purwakarta. “Kami siap membantu pemerintah daerah untuk bersama-sama berupaya dalam proses mitigasi dan penanggulangan bencana alam di Purwakarta ini,” katanya.

Lalu, dalam hal penanggulangan atas bencana alam yang sedang terjadi. Seperti bencana gerakan tanah di Desa Pasanggrahan, Tegalwaru, LPBI NU Purwakarta sendiri telah menyiapkan beberapa langkah untuk itu. “Kami akan segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk ikut bagian dalam penanggulangan. Sesegera mungkin kami akan membuat posko dan distribusi bantuan di sana,” ujar Riana.

Antara lain, membuat dapur umum, mendistribusikan bantuan pangan dan papan serta obat-obatan, sesuai kebutuhan hasil analisis tim di lokasi.
Atas peristiwa bencana alam yang terjadi di Tegalwaru, dan data identifikasi potensi bencana dari LPBI, maka NU Purwakarta membentuk Tim Terpadu Penanggulangan Bencana.

Tim Terpadu ini dibentuk sebagai upaya percepatan mitigasi dan penanggulangan bencana alam, yang dimana posisinya tegas untuk membantu pemerintah daerah dan masyarakat Purwakarta umumnya. “Mulai hari ini, saya kukuhkan Tim ini yang berada di bawah koordinasi LPBI NU, untuk mulai membantu masyarakat Purwakarta, khususnya korban bencana alam, juga sebagai mitra bagi pemerintah dalam melakukan mitigasi dan penanggulangan bencana,” jelas KH. Bahir Muhlis, M.M, Ketua Tanfidyah NU Kabupaten Purwakarta, di Kantor PCNU Purwakarta.

Bahir juga menyampaikan rasa duka yang sedalam-dalamnya untuk korban bencana gerakan tanah di Tegalwaru, serta berharap kepada seluruh warga di sana, dan masyarakat Purwakarta umumnya, agar selalu waspada namun tetap tenang dalam kondisi cuaca ekstrem saat ini.

Selain itu, Ketua NU Purwakarta ini juga meminta kepada seluruh pengurus tingkat kecamatan dan desa, serta warga nahdliyin Purwakarta untuk siap membantu dan mengulurkan tangannya kepada korban bencana alam. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button