Bumdes Kembangkan Kopi Sanggabuana

RAMAI: Sejumlah remaja ngopi bareng di cafe korona.
TEGALWARU, RAKA – Setelah membuat cafe korona yang merupakan singkatan kopi robusta Sanggabuana, Bumdes Buanamekar, Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru juga kini merambah produksi kopi instan dalam kemasan.
Produk baru ini mereka namai Kosa yang juga singkatan kopi Sanggabuana. “Sudah mulai produksi 3 hari ini, tapi beberapa minggu kebelakang kita sudah uji coba dulu,” terang Direktur Bumdes Buanamekar Casmugi, Kamis (10/9).
Casmugi menuturkan usaha yang dijalankan Bumdes yang ia kelola memanfaatkan potensi desanya. Letaknya yang berada di kaki gunung Sanggabuana menjadi tempat yang cocok untuk menanam kopi robusta. Dengan usaha ini pun bisa memberdayakan petani kopi setempat, Bumdes membelinya dengan harga standar berbeda dengan tengkulak yang kerap membeli dengan harga murah saat masa panen.
Awalnya Bumdes Buanamekar juga sudah menjual kopi sangrai maupun kopi murni yang sudah bubuk. Namun nampaknya masyarakat lebih menggemari kopi dengan rasa. Sebab itulah pihaknya beberapa kali melakukan uji coba rasa kepada sejumlah ahli kopi hingga mendapatkan racikan yang sesuai. “Saat ini baru mempunyai varian kopi hitam dengan gula saja,” tuturnya.
Kopi kosa saat ini masih dalam tahap promosi dan memperkanalkan kepada masyarakat, terutama masyarakat setempat. Sementara harga yang dipatok Rp1000 perbungkus selama promo. Mereka baru bisa memasarkannya kepada masyarakat sekitar atau rekanan serta pelanggan yang memang sebelumnya sudah terlebih dahulu kerap membeli kopi murni. “Semoga saja bisa cepat dikenal dang mengangkat kopi khas Sanggabuana,” tuturnya.
Selain memberdayakan petani kopi setempat dengan membeli dengan membeli hasil panen mereka, Bumdes juga tengah fokus melakukan pendampingan para petani agar biji kopi yang dipanen bisa memiliki nilai jual yang lebih. Selama ini mereka cenderung membiarkan tanaman kopi dan menunggu panen tanpa adanya perawatan khusus. Mereka juga kerap memanen dengan cepat meskipun belum semua biji kopi nampak matang. Hal inilah yang membuta nilai jual kopi mereka rendah.
Disamping itu, Bumdes Buanamekar juga memiliki bangunan khusus untuk penjemuran kopi. Terdapat dua bangunan yang didesain khusus untuk menjemur kopi, masing-masing berukuran 72 meter persegi. Di tempat ini penjemuran kopi yang bisa memakan waktu berminggu-minggu dapat dipangkas menjadi hanya 4 hari. Para petani bisa memanfaatkannya gratis tanpa dipungut biaya. “Selain Bumdesnya maju, kita juga ingin petaninya maju,” pungkasnya. (din)