HEADLINE

50 Nelayan Belum Terdata Pertamina

CILAMAYA KULON, RAKA- Pendataan nelayan terdampak limbah minyak di perairan Karawang belum semua tercatat. Dua hari waktu yang di berikan dinilai tidak cukup untuk melakukan pendataan seluruh nelayan. Di tambah dengan formulir yang terbatas.

Padahal, pihak Dinas Perikanan dan Kelautan bersama Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ telah melakukan penyisiran data nelayan, petambak dan usaha yang terdampak kerugian akibat tumpahan minyak. Namun, ternyata, banyak diantara mereka, belum terdata total sebagai calon penerima kompensasi.

Sekretaris Desa Sukajaya Syaikhu mengatakan, selain formulir yang terbatas, banyak nelayan terdampak yang belum terdata oleh pihak dinas dan PHE. Pasalnya, selain di soal keterbatasan formulir, waktu dua hari membuat dinilai tidak cukup untuk mengejar pendataan. Terlebih, saat pendataan di lakukan di Kantor Desa Sukajaya, terdapat beberapa nelayan yang belum terdaftar akibat masih melaut. “Kemarin nelayan banyak yang gak terdata, karena banyak yang masih melaut,” katanya, Selasa (20/8).

Selain masalah waktu dan keterbatasan formulir yang disediakan, lanjutnya, terdengar selintingan dari beberapa sumber, bahwa pendataan yang sudah dilakukan ada yang menggugat. Namun ia tak mau menggubris persoalan tersebut. Yang jelas, kata Syeikhu, masih ada 50 lebih nelayan dan petambak di Pasirputih yang belum terdata. “Ada sekitar 50 nelayan lagi belum terdata,” paparnya.

Sebelumnya, Kades Muarabaru Ato Sukanto mengatakan, dalam dua hari terakhir, antusiasme masyarakat terdampak yang ingin mendapat kompensasi sangat tinggi. Khusus bagi mereka yang tidak memiliki kartu nelayan. “Kita buatkan SKD bagi nelayan aktif, dan masyarakat yang usahanya di sekitaran laut untuk kelengkapan data kompensasi,” katanya.

Menurutnya, para pemohon kompensasi ini harus melampirkan kartu keluarga dan KTP, dengan syarat benar bahwa mereka bagian dari masyarakat yang usahanya di laut, atau yang berkaitan dengan itu. Mulai dari petambak garam, petambak ikan, dan nelayan terdampak minyak. Ia melanjutkan, demi masyarakatnya yang mayoritas nelayan, dia tak bisa jauh dari kantor desa dan stempelnya untuk melayani lebih dari seribu masyarakat. Pasalnya, diantara mereka banyak yang berhenti melaut sementara, ada juga yang beralih profesi sementara jadi petani. “Wajar mereka berharap, karena mereka yang terdampak tak ada lagi usaha lain, dan semenjak ada kejadian tumpahan minyak PHE ONWJ itu, para nelayan paceklik,” ucapnya. (rok)

Related Articles

Back to top button