Purwakarta

Angkot Tanpa Papan Trayek Ditertibkan

PASANG STIKER TRAYEK: Petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Purwakarta memasang papan jalur angkutan kota di halaman Kantor Dishub, Jalan Veteran No 01 Kelurahan Ciseureuh, Kabupaten Purwakarta.

PURWAKARTA, RAKA – Seratus unit angkutan kota di wilayah Purwakarta yang tidak dilengkapi papan jalur ditertibkan. Dinas Perhubungan Kabupaten Purwakarta menggelar pemasangan papan jalur angkutan untuk 100 unit mobil angkutan penumpang umum dan barang di halaman Dishub, Jalan Veteran No 01 Kelurahan Ciseureuh, Kabupaten Purwakarta, Jumat (27/12).

Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan dan Jalan Dishub Purwakarta Risa Kota Putra mengatakan, kegiatan tersebut guna pembenahan tugas, pokok dan fungsi angkutan umum yang ada di Kabupaten Purwakarta. “Salah satu pembenahannya dengan membuat papan jalur. Khusus untuk penumpang umum, untuk mengukur daya angkut jumlah penumpang,” terangnya kepada wartawan di ruang kerjanya.

Kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan anggaran dari pemerintah kabupaten. “Tahun 2020 masih ada kegiatan serupa kalau dilihat pagu anggaran untuk 100 unit mobil angkutan juga,” paparnya.

Diketahui, anggaran untuk pembenahan tupoksi angkutan tersebut sebesar Rp23 juta meliputi pembinaan dan sosialisasi. “Prioritas kita angkutan yang dipilih ialah angkutan yang layak jalan,” bebernya.

Sementara Kepala Seksi Angkutan Bidang LLAJ Dishub Purwakarta Dadang Hiswara mengatakan, jumlah unit angkutan yang ada di Purwakarta menurut data tahun 2013 sejumlah 741 unit. Namun saat ini pihaknya masih melakukan pendataan ulang guna mengetahui jumlah pasti angkutan umum yang ada di kabupaten tersebut. “Untuk angkutan perkotaan ada 9 trayek, angkutan perdesaan ada 37 trayek dari 612 unit angkutan perbatasan ada 4 trayek 47 unit,” paparnya.

Kedepan, lanjut dia, segala urusan yang terkait dengan angkutan pengurusannya harus melalui bidang angkutan. “Untuk pembuatan terminal Sadang baru ada studi kelayakan terminal. Sesuai tahapannya, ada penetapan lokasi dulu. Kondisi lalulintas dan studi kelayakan, serta dirancang DED (design enginering detil) setelah itu baru pembangunan,” pungkasnya. (ris)

Related Articles

Back to top button