Uncategorized

750 Ruang Kelas Perlu Direhab

AMBRUK: Salah satu ruang kelas SDN Sarimulya I yang ambruk belum lama ini.

KARAWANG, RAKA – Bangunan sekolah ambruk bukan hal baru di Kabupaten Karawang. Seperti yang baru-baru ini terjadi di SDN Sarimulya I. Melihat kondisi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang Asep Junaedi menginginkan tahun anggaran 2021, pembangunan infrastruktur pendidikan menjadi skala prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Karawang. “Saya inginnya dalam satu tahun itu fokus dulu ke infrastruktur pendidikan. Dalam hal ini bangunan atau gedung sekolah. Benahi bangunan SD dulu,” katanya kepada Radar Karawang, kemarin.

Dikatakan Asep, perbaikan gedung-gedung sekolah perlu menjadi skala prioritas, karena pendidikan merupakan kegiatan penting dalam mencerdaskan sumber daya manusia. Untuk itu perlu ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. “Selain SDN Sarimulya 1, ada juga beberapa SD yang ambruk beberapa waktu kemarin,” ungkapnya.

Menurutnya, jika dirata-ratakan satu kecamatan ada lima sekolah yang rusak berat, kemudian dalam satu sekolah ada lima ruang kelas. Terhitung ada 750 ruang kelas yang perlu direhab. Jika anggaran rehab dihitung Rp75 juta per satu ruangan atau Rp100 juta, Pemkab Karawang hanya perlu mengalokasikan Rp56 miliar sampai Rp75 miliar. “Kan cuma segitu. Selesaikan semua dalam setahun. Tahun depan lanjut ke SMP nya. Karena infrastruktur jalan di Karawang sudah bagus,” tuturnya.

Asep juga mengatakan, karena anggaran untuk rehab bangunan ada pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), perlu ada sinergitas dan kesepahaman antara Dinas Pendidikan dengan Dinas PUPR serta legislatif. “Kami dari Disdik melakukan pendataan sekolah-sekolah yang sudah rusak berat. Kalau anggarannya di PUPR,” ujarnya.

Anggota DPRD Kabupaten Karawang Acep Suyatna mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi triwulan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang untuk mengetahui kegiatan pembangunan, dan kaitan dengan anggaran selama wabah corona. Terkait ide untuk fokus terhadap pembangunan infrastruktur pendidikan, akan menjadi pertimbangan. “Besok (hari ini) kami akan koordinasi dengan Bappeda untuk evaluasi per triwulan,” tambahnya.

Kepala SDN Sarimulya 1 Nani Suryani mengatakan, dua ruang kelas yang ambruk sudah lama terlihat rusak, dan diajukan untuk segera mendapatkan perbaikan. Dan sebelum bangunan tersebut ambruk, dua ruang kelas yang digunakan untuk kelas 5 itu sudah dikosongkan. “Sejak awal saya pindah ke sini tahun 2019 juga sudah rusak dan diajukan,” kata Nani.

Dikatakan Nani, ambruknya dua ruang kelas tersebut tentu akan berdampak terhadap kegiatan belajar mengajar jika sudah berjalan normal. Selain itu, ada dua ruangan lain yang juga sudah terlihat rusak dan hampir ambruk. Dia berharap segera ada tindakan perbaikan. “Ruangan guru juga sudah perlu diperbaiki. Kami juga bingung tidak ada tempat untuk menyimpan buku-buku di perpustakaan,” ungkapnya.

Kepala Desa Sarimulya Tatang mengatakan, melalui musrenbang daerah pemilihan 5 tahun lalu sudah mengusulkan perbaikan ruangan tersebut. Ia menuturkan, perbaikan sekolah sudah masuk pada anggaran 2020. Dia meminta kepada Disdikpora agar segera dilakukan perbaikan. “Katanya mau direhab bulan delapan karena kemarin keburu corona. Tapi saya meminta segera direalisasikan,” ucapnya. (nce)

Related Articles

Back to top button