Purwakarta

Belatung jadi Pengurai Sampah Organik

BELATUNG : Terlihat belatung pengurai sampah organik ditunjukan oleh pengelola.

PURWAKARTA, RAKA – Belatung atau maggot merupakan hewan yang terlihat menjijikan, meski demikian maggot ternyata begitu penting bagi keberlangsungan ekosistem, antara lain seperti terhadapa pembusukan bangkai. Tidak bisa dibayangkan jika bangkai organisme yang telah membusuk tidak dapat terurai dengan baik di tanah.

Tak hanya itu, hewan ini pun ternyata dapat dijadika sebagai salah satu alat untuk memproduksi barang yang memiliki nilai jual yang terbilang cukup tinggi.

Seperti hal nya yang dilakukan di Lokasi Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) Rumah Magot Purwakarta (RMP) Resik yang berlokasi Purnawarman Selatan RT 18/13 Kelurahan Sindangkasih Kecamatan/Kabupaten Purwakarta misalnya, dengan memanfaatkan jutaan maggot para pengelola TPS 3R RMP Resik Purwakarta mampu memproduksi dua jenis pupuk, yakni pupuk kompos dan pupuk organik cair.

Ketua pengelola TPS 3R RMP Resik Purwakarta, Eka Heriana (48) mengatakan, jutaan belatung atau maggot tersebut bekerja sebagai mesin pengurai sampah organik yang didapat warga sekitar. “Kemudian setelah sampah-sampah ini terurai tadi ini nantinya kami olah sehingga menjadi pupuk kompos,” kata Eka, saat ditemui di TPS 3R RMP Resik Purwakarta, Selasa (16/3).

Tak hanya menghasilkan pupuk kompos dan cair, lanjut Eka, keuntungan lain juga didapat dari penjualan telur Black Soldier Play (BSP)/lalat hitam, bayi larva, larva dewasa, Prepupa dan Pupa. “Dan dengan maggot ini kita dapat mengurai sampah organik sebanyak 500 hingga 800 kilo gram per hari,” ujarnya.

Lebih jauh Eka menjelaskan, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia pihaknya belum bisa memasarkan pupuk yang dia produk saat ini. Pasalnya, jumlah pupuk yang diproduksi pun masih terbatas. “Untuk sementara pupuk yang kami buat kami bagikan ke setiap pengunjung yang datang ke TPS 3R RMP Resik Purwakarta,” ujarnya.

Eka berharap, TPS yang tengah dia kelola saat ini mendapat simpati sekaligus bantuan modal dari pemerintah, sehingga produksi pupuk kompos organik yang dia kelola saat ini bisa dalam jumlah besar. “Dan yang terpenting, kita bisa lebih banyak mengurai sampah organik dari masyarakat,” ujarnya. (gan)

Related Articles

Back to top button