Event perdana Workshop dan Battle Cut X Box Hair Studio dan College Karawang
Menjadi Barber Profesional yang dapat bersaing dengan global
![](https://sp-ao.shortpixel.ai/client/to_auto,q_glossy,ret_img,w_780,h_470/https://radarkarawang.id/wp-content/uploads/2023/02/foto-gede-scaled.jpg)
KARAWANG, RAKA – Sebanyak 75 orang yang berasal dari berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia mengikuti kegiatan workshop dan battle cut bagi barbershop di Hotel Swiss Bellin Karawang, Kamis (23/2).
Penyelenggara kegiatan Mokhamad Ikhsan Hidayat memaparkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan tukang cukur rambut atau barber bersaing di tingkat global. Kemudian untuk menciptakan barber yang profesional. “Kalau kita melihat background kondisi yang sekarang banyak variasi terkait dengan value, ada yang di rate bawah dan di menengah ke atas. Kita ingin menciptakan barber yang profesional dan bersaing secara global,” ujarnya, Kamis (23/2).
Untuk menjadi tukang cukur profesional, lanjutnya, dapat dilakukan dengan terus meningkatkan pengetahuan dan tidak malu untuk belajar. Terdapat dua kemampuan yang wajib dimiliki, pertama hard skill berupa teknik saat mencukur dan kedua soft skill berupa komunikasi dengan customer. Penguasaan soft skill sebesar 70 persen dan hard skill sebanyak 30 persen. “Bagi teman-teman yang memiliki profesi sebagai tukang cukur, memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi profesional dengan cara terus belajar dengan mentoring,” tambahnya.
Asep Solehudin, salah satu pemateri mengaku telah berkecimpung di dunia barbershop selama 15 tahun di Indonesia. Ia telah memperoleh berbagai prestasi di tingkat nasional hingga Asia Tenggara. Ia memberikan materi perihal penerapan soft skill dan hard skill. Sebagai seorang barbershop pun wajib menguasai teknik dan penggunaan alat cukur, nama potongan. “Saya menekankan kepada para peserta lebih di soft skill dan hard skill, kalau soft skill cara customer merasa nyaman dan kembali ke barbershop kita. Teknik yang harus dimiliki oleh barber kita memainkan clivery, menggunting,” ungkapnya.
Asep mengaku di Kabupaten Karawang masih terdapat barber yang belum ingin keluar dari zona nyaman. Selain itu, masih terdapat barber yang tidak ingin mengembangkan kemampuan. Meski begitu ia menilai di Karawang masih terdapat peluang besar bagi seorang barber untuk maju. “Kalau yang saya lihat di Karawang termasuk daerah yang berkembang dan sudah menuju ke kota yang lebih maju untuk dunia barber masih banyak peluang untuk mengembangkan kemampuan,” paparnya.
Muhammad Ridhwan Azmi, juara utama battle cut barbershop, tidak menyangka dapat memperoleh juara utama. Hal ini karena hanya memiliki waktu selama 1 Minggu untuk mendaftar dan mencari model. Ia pun merasa tegang saat mengikuti perlombaan saat ini. “Jujur tegang banget karena dulu kalah terus dan pertama kali ikut lomba lagi di tahun 2023 Alhamdulillah juara satu. Saya daftar dadakan 1 Minggu sebelum acara, nyari model juga narik-narik teman,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, pertama kali tertarik dengan dunia barber berawal dari sejak SMA mengkoleksi minyak rambut. Selanjutnya ia merasa kecewa dengan model potongan rambut dari salah satu tukang cukur. Ia menggunakan teknik simpel hair desaign. Meski begitu main utama berupa Korean Style. Ia mendalami dunia barber pada tahun 2020. Ia akan mengikuti perlombaan kembali secara online dalam waktu beberapa hari mendatang. Ia ingin menjadi edukator barber. Hal ini dikarenakan ingin menaikkan citra barber. “Teknik saya lebih ke simple hair desaign, tapi untuk main utamanya Korean aifilig. Cukurannya itu ke arah militer, cuttingannya itu kotak dan styling ke arah Korean style. Awalnya dari kecil karena suka nata rambut sampai akhirnya SMA ngulik di dunia Pomade dan menjadi kolektor. Hal yang membuat saya risih ketika saya memesan model cukuran tapi tidak sesuai,” tutupnya.(adv)