Abrasi Belum Bisa Dikendalikan
KARAWANG, RAKA – Perlahan tapi pasti, daratan di pesisir Karawang terus berkurang akibat abrasi yang belum bisa ditanggulangi.
Di Pantai Pisangan, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, misalnya. Sekitar tahun 80an, jarak rumah dengan bibir pantai membutuhkan waktu setengah jam. Kini, rumah warga langsung berbatasan dengan laut.
Salah satu warga yang mengalami perbedaan itu adalah Isem. Dia tahu betul jika dulu rumahnya cukup jauh dengan air laut. Perlahan tapi pasti, bibir pantai itu terus terkikis hingga kini jarak antara rumahnya dengan laut hanya sepelemparan batu. “Gelombang besar terus mengikis lahan pemukiman,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Darsa (53), sebelum diserang abrasi, Desa Cemarajaya memiliki pantai yang sering dikunjungi wisatawan, yaitu Pantai Pisangan. Bahkan menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk berwisata. Sementara saat ini, jangankan untuk pengunjung, warga setempat saja khawatir dengan kondisi yang ada, bahkan selalu dihantui dengan ketakutan akan adanya abrasi susulan. Bagaimana tidak, hampir setiap tahun daratan di Desa Cemarajaya terkikis oleh abrasi. Sepanjang tahun 2020 saja, terjadi beberapa kali abrasi, belum lagi tahun-tahun sebelumnya. “Setahun hampir satu sampai dua meter daratan yang terkikis oleh abrasi. Dulu saya mau ke pantai itu butuh waktu satu jam untuk bolak-balik dari rumah ke pantai. Sekarang, air laut sudah bisa dijangkau saat saya buka pintu belakang,” ucap Darsa.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut sudah 700 hektare daratan di utara Jawa Barat hilang, berubah menjadi air laut. Tepatnya di sepanjang pantai utara dari mulai Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang sampai Kabupaten Subang. “Kami sudah kehilangan 700 hektare tanah dari Bekasi sampai Subang ini sudah jadi laut,” kata Ridwan.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku pernah didatangi warga pesisir yang rumahnya tenggelam air laut. Warga tersebut datang membawa sertifikat tanah yang faktanya, sudah tidak lagi berbentuk lahan. “Ada warga ketemu saya baa sertifikat rumah tapi sekarang sudah jadi air laut. Jadi bingung kan bayar PBB-nya,” ungkapnya. (mra)