Curanmor Tewas Dihakimi Massa

PURWAKARTA,RAKA – Pelaku pencurian sepeda motor atau curanmor yang beraksi di Kampung Bojong Loa, Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta tewas dihakimi massa setelah kepergok akan mencuri. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (14/6) sekitar pukul, 02.30 WIB, kemarin.
Kapolres Purwakarta, AKBP Edwar Zulkarnain melalui Kapolres Plered, Kompol Suparlan mengatakan, pelaku pencurian sepeda motor tersebut tewas dihakimi massa setelah kepergok melakukan aksi curanmor di Kampung Bojong Loa, Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. “Pelaku curanmor yang tewas akibat amukan massa itu diketahui berinisial IS (26) warga Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta,” ujar Suparlan, pada Kamis (15/6).
Suparlan menjelaskan, sebelumnya petugas kepolisian menerima laporan, Pada Rabu tanggal 14 Juni 2023 sekira jam 04.00 WIB terkait adanya aksi pencurian yang digagalkan warga di Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. Usai menerima laporan, lanjut Kapolsek, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian dan setelah sampai ditempat kejadian ditemukan seorang pria dalam keadaan tergeletak di jalan aspal dengan kondisi tidak sadarkan diri. “Saat petugas tiba di lokasi kejadian ada seorang pria tak sadarkan diri tergeletak di pinggir jalan dengan sekujur badan luka-luka dan pada bagian muka mengalami luka lebam mengeluarkan darah. Diduga pelaku dihakimi massa saat kepergok melakukan pencurian kendaraan sepeda motor milik korban bernama Enjang (28) warga Kampung Bojong Loa, Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta,” ujar Suparlan.
Setelah pelaku curanmor tersebut diamankan, lanjut dia, lalu petugas kepolisian mengevakuasi ke RSUD Bayu Asih Purwakarta untuk mendapatkan pertolongan medis. “Anggota kami langsung mengamankan pelaku dan membewanya ke RSUD Bayu Asih Purwakarta untuk lakukan pemeriksaan medis terhadap luka-luka yang diakibatkan amukan masa,” Jelas Suparlan.
Setelah mendapatkan perawatan medis, lanjut Kapolsek, nyawa pelaku tidak bisa diselamatkan karena pendarahan di otak yang diakibatkan dihakimi oleh massa. “Waktu dibawa ke rumah sakit itu pelaku masih hidup dan sempat mendapatkan perawatan medismedis di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Karena pendarahan di otak akibat amukan massa akhinya pelaku tidak dapat tertolong dan meninggal dunia,” ucap Suparlan.
Dengan adanya kejadian tersebut, lanjut dia, pihak keluarga pelaku menyampaikan berkeberatan kepada pihak kepolisian untuk dilakukan autopsi terhadap yang diduga pelaku IS tersebut. “Keluarga pelaku menolak dilakukan autopsi terhadap pelaku IS dan pihak keluarga tidak akan menuntut proses hukum atas terjadinya kejadian yang menimpa IS,” pungkasnya. (gan)