Libatkan Remaja Atasi Stunting, Kasus di Karawang Capai 14 Persen
KARAWANG, RAKA – Angka stunting di Karawang saat ini mencapai 14 persen. Pemerintah mengajak kepada berbagai kalangan untuk terlibat menangani masalah ini, salah satunya remaja.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa menyampaikan, percepatan penurunan angka stunting dimulai dari usia remaja. Adanya program tersebut, maka remaja perlu mempunyai pengetahuan terkait bahaya dan penyebab stunting. Ia berharap agar ratusan remaja di Kabupaten Karawang dapat menjadi penyuluh untuk teman-teman serta dapat memperluas informasi. “Jawa Barat sebagai jumlah penduduknya yang paling padat harus menjadi role model. Remaja di Jawa Barat harus bebas stunting sebelum tahun 2024,” ujarnya pada Sabtu, (19/8).
Ia menambahkan pada tahun 2024 Indonesia akan memasuki kondisi Bonus Demografi. Pada tahun tersebut jumlah usia produktif akan meningkat dibandingkan dengan usia senja. Oleh sebab itu, remaja saat ini harus bebas stunting agar ketika memasuki usia emas di tahun 2024 mereka bisa bersaing dan berkontribusi untuk pembangunan Indonesia. “Angka stunting di Karawang saat ini sudah menyentuh 14 persen, namun masih memiliki banyak sekali keluarga beresiko stunting mencapai lebih dari 100 ribu keluarga. Oleh sebab itu, upaya pencegahan perlu di tingkatkan agar tidak lahir stunting baru,” tambahnya.
Selain remaja, lanjut Fazar, pemahaman seputar stunting ini digalakan juga pada calon pengantin, ibu hamil, hingga ibu yang masih memiliki bayi di bawah usia dia tahun. Dengan program pembangunan keluarga ini diharapakan warga Jawa Barat khususnya di Karawang memahami penyebab stunting agar bisa bersama-sama mencegahnya. “Semoga di tahun 2023 ini angka stunting di Karawang bisa turun lagi mencapai 8 persen, sehingga tahun 2024 nanti Karawang bisa menyentuh cita-cita zero stunting,” imbuhnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR-RI Drg. Putih Sari, Sekretaris DPPKB Karawang Imam Bahanan, serta ratusan pelajaran dan organisasi mitra dari lintas sektor. Diantaranya siswa SMP-SMA, Pramuka, Sekolah Siaga Kependudukan, PIK-Remaja, hingga Duta Genre.
Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang, Imam Bahanan menyampaikan, remaja mempunyai peran yang strategis dalam program Bangga Kencana. Hal ini terlihat adanya PIK Remaja di setiap sekolah, selain itu terdapat pula Duta Genre. Kemudian salah satu upaya dalam mencegah stunting, dapat juga diberikan pil penambah darah agar mengurangi remaja anemia. “Remaja punya peran strategis dalam program-program bangga kencana. Kalo selama ini remaja sebagai objek dan subjek program penundaan usia pernikahan melalui PIK Remaja dan Duta Genre, kali ini remaja juga punya peran penting dalam percepatan penurunan angka stunting. Remaja, khususnya Putri , tidak boleh Anemia, karena calon ibu yg anemia berpotensi melahirkan anak stunting. Melalui kegiatan kemitraan BKKBN jabar dg Komisi IX DPR RI ini diharapkan remaja turut serta aktif dalam menekan angka stunting. Di dalam program Bangga Kencana banyak keterlibatan remaja, seperti Pramuka Saka Kencana, PIK Remaja, Duta GenRe, BKR, hingga Sekolah Siaga Kependudukan. Kami berharap dengan angka stunting 14% di tahun 2022, kami optimis dapat mencapai angka 8% di akhir 2023,” tutupnya. (nad)