KARAWANG

IPSI dan PPSI Sama-sama Majukan Pencak Silat

KARAWANG, RAKA- Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kabupaten Karawang menggelar pagelaran seni budaya pencak asli Indonesia sebagai warisan budaya tak benda, sekaligus tasyakuran ekstrakurikuler wajib pencak silat di Kabupaten Karawang.
Perwakilan ketua umum DPW PPSI Jawa Barat Galih Santika Fadilah Kusumah mengatakan, jangan pernah mempermasalahkan antara PPSI dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Pengertiannya IPSI adalah atlit olahraga yang yang berkoridor di bawah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), sedangkan PPSI adalah olahraga budaya yang di bawah komando Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI). “Jadi tidak ada masalah, kita mendidik di PPSI, nanti selanjutnya olahraga berprestasinya di IPSI, jadi jangan pernah dipermasalahkan apapun paguronnya. Baik alhamdulillah sampai detik ini bahwa pencak silat Indonesia adalah diakui oleh Unesco adalah budaya tak benda,” katanya, Jumat (29/12).
Menurutnya, dari IPSI atupun PPSI dari paguron apapun pencak penca silat merupakan budaya kita semua. “Mohon maaf dengan panas-panas gini Pak Acep, terima kasih adik-adik semua, salam kesejahteraan kita semua, semoga kita selalu sukses, kalau bahasa sudah selalu nanjeur untuk IPSI dan PPSI budaya kita. Pepatah dari guru saya ketika budaya tidak diapih oleh warganya, hancurlah negaranya. Sekali lagi kalau budaya sudah diremehkan, budaya sudah tidak diapih oleh warganya dan rakyatnya, hancurlah negara atau rakyat tersebut, ” terangnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang yang juga ketua IPSI Kabupaten Karawang Acep Jamhuri mengatakan, PPSI maupun IPSI mengandung silat, namun IPSI lebih mengarah kepada ke pertandingan dan prestasi, sedangkan yang berkaitan dengan seni dan budaya itu PPSI. “Bangsa yang besar, bangsa yang mencintai budayanya sendiri. Pencak silat budaya bangsa, pencak silat budaya kita. Sudah tercatat bahwa pencak silat itu asalnya dari Indonesia, dan rekan-rekan kita dari PPSI dari IPSI dari Jawa Barat, dari pusat, beliau datang ke Unesco untuk mencatat bawa pencak silat bukan dari Malaysia, bukan dari Singapura, yang diakui Malaysia pencak silat adalah budaya Indonesia,” terangnya.
Menurut Acep, pencak silat dulu merupakan alat perjuangan bangsa, ketika zaman kerajaan, nusantara, dan Malaysia masih bagian dari Indonesia. “Mereka juga sama, bagaimana penguatan diri, penguatan mental, penguatan spiritual, termasuk penjagaan pada wilayahnya, itu dilakukan oleh pesilat-pesilat. Dan pada masa pergerakan kemerdekaan, awal abad ke-20 orang tau kita melakukan dan mendirikan suatu perkumpulan, yang diawali dengan pengajian, pembacaan sholawat, kemudian berpikir bagaimana untuk memerdekakan negara itu, lalu didirikannya gerak, gerak itu pencak silat dan sampai sekarang banyak aliran-aliran pencak silat, yang mana pencak silat tidak dapat dipisahkan antara gerak dhohir dan gerak batin,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button