Beras Mahal, Pengusaha Warteg Menjerit

PURWAKARTA, RAKA – Mahalnya harga beras di pasar membuat pedagang nasi warteg di Purwakarta kebingungan. Pasalnya mereka enggan menaikkan harga jual, karena khawatir kehilangan pelanggan dan harus menghadapi risiko penurunan omzet.
Saat diwawancara oleh Radar Karawang pada Senin (26/2), seorang pedagang Warni (46) mengatakan, dirinya saat ini merasa kebingungan, karena harga beras saat ini sedang mahal-mahalnya, sehingga harus mengeluarkan modal lebih untuk membeli bahan baku. “Jujur, saya sebagai pedagang bingung harus gimana, soalnya biasanya kan beli beras habis 500 ribu, sekarang bisa sampai 700 ribu, harusnya kan kelebihannya buat disimpan tapi sekarang dipakai untuk membeli bahan yang lain,” ucapnya.
Kata warni, dirinya tidak menaikkan harga jual dikarenakan khawatir pembeli akan berkurang. “Saat ini harga tidak saya naikkan, tapi jujur bingung, untuk saat ini saya yang penting jualan bisa tetep jalan, walaupun harga pada mahal tapi pinter-pinter kita untuk mensiasatinya,” ungkapnya.
Warni menuturkan, dirinya sangat merasakan dampak dari kenaikan harga bahan baku sehingga menyebabkan omzet nya menurun. “Ya, sangat terasa dampaknya, yang pasti pendapatan sekarang jadi berkurang dari biasanya, karena kan harus beli bahan-bahan yang lain juga,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, selain harga beras yang terus naik, kini harga bahan pokok lainnya seperti telur juga mulai naik, sehingga membuat kondisinya semakin sulit. “Ya bayangkan saja, sekarang harga beras 15 ribu bahkan ada yang sampai 17 ribu, ditambah lagi harga telur juga naik jadi 30 ribu per kilogramnya, makin pusing kita sebagai pedagang,” ungkapnya.
Warni berharap, agar harga bahan pokok segera turun dan stabil, sehingga pedagang tidak merugi. “Saya sangat berharap ini segera normal lagi harganya, biar jualannya juga lancar dan untungnya banyak,” tuturnya. (cr)