KARAWANG

Minim Anak Muda Jadi Petani di Kota Lumbung Padi

KARAWANG, RAKA – Karawang terkenal sebagai Kota Lumbung Padi. Ironisnya, generasi mudanya enggan menjadi petani. Bahkan, saat pemerintah membuka program petani milenial, pendaftar dari Karawang minim.
Sub Koordinator Informasi dan Teknologi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang Adhari Citra Kusumah menyampaikan, saat ini generasi muda yang menjadi petani milenial merupakan petani warisan dari orang tua. “Dari pemerintah kabupaten sendiri tidak ada anggaran untuk petani milenial, kami menginduk ke pemerintah provinsi. Petani milenial ini tidak mendapatkan gaji apapun dari pemerintah, kita hanya memberikan pelatihan untuk memotivasi mereka untuk bisa lebih mandiri. Permasalahan sekarang regenerasi petani di Karawang. Antusiasnya masih kurang sampai sekarang, lumbung padi sekarang juga sudah mulai tergores dengan industri. Rata-rata anak muda yang menjadi petani milenial itu sudah mempunyai luas area sawah yang besar dari orangtua,” katanya, Senin (29/4).
Diteruskannya, saat ini jumlah petani milenial sebanyak 233 orang. Data ini terdiri dari 200 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Kemudian untuk petani milenial yang sudah inagurasi ada 96 orang. “Untuk saat ini jumlah petani milenial yang terdata di dalam dashboard provinsi, jumlah petani milenial di Karawang ada 233 orang dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sudah di inagurasi sebanyak 96 orang dari 233 orang, artinya sekitar 40 persen,” ujarnya.
Ia merinci, petani milenial untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura ada 60 orang, komoditas perkebunan ada 58 orang. Selain itu untuk komoditas terbaik ada 57 orang, komoditas kehutanan ada 14 orang. Terakhir untuk komoditas perikanan ada 44 orang. “Data komoditas perikanan diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Karawang,” ucapnya.
Kriteria usia bagi petani milenial mulai dari 19 hingga 39 tahun. Ketika sudah memasuki usia 40 tahun, maka akan langsung dihapus oleh sistem. Selanjutnya ia menjelaskan untuk upaya yang dilakukan dalam mengembangkan petani milenial, pertama telah memberikan beberapa bibit tanaman bagi petani milenial. Bibit ini diperoleh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Spesifikasi komoditasnya mayoritas ada di komoditas pangan, kemudian komoditas kopi 27 orang. Upaya dari kami untuk pengembangan petani milenial, memberikan bibit tanaman cabai, melon kuning, cabai rawit dari pemerintah provinsi Jawa Barat,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, telah dilaksanakan pula training of farmer (TOF) bagi petani milenial. Hasil dari pelatihan tersebut adanya produk sambal yang berasal dari olahan cabai. Produk itu pun telah berhasil menarik minat dari Duta Besar China untuk Indonesia. Satu botol sambal di jual dengan harga 25.000. “Kita mengadakan training of farmer untuk petani milenial, alhamdulillah mereka sudah menerapkannya dan ketua forum petani milenial bisa membuat satu produk. Bahkan kedutaan besar dari China untuk Indonesia membeli langsung hasil produknya, produknya berupa sambal Tanika. Ketika ada undangan di provinsi kemudian tindak lanjut di Jakarta, setelah satu Minggu kemudian langsung ada pesanan. Satu botol dijual dengan harga 25.000,” jelasnya.
Adhari kembali menerangkan jika untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura, petani milenial yang berusia 24 tahun ada 10 orang, selanjutnya usia 25 tahun ada sebanyak 12 orang, rentan usia 30 hingga 36 tahun ada sebanyak 18 orang. Di komoditas kopi terdapat petani milenial berusia 21 tahun sebanyak 2 orang. “Pelatihannya hanya untuk komoditas hortikultura, kita bagi menjadi 3 sesi karena kalau sekaligus tidak akan terserap ilmunya. Materinya saat itu tentang cabai dan cara mengolah cabai. Pengembangan produknya kita serahkan lagi ke masing-masing petani milenial. Untuk komoditas pangan dan hortikultura rentan usianya 24 sampai dengan 36 tahun. Usia 24 tahun hanya 10 orang, kemudian 25 ada 12 orang, usia 30 sampai 36 tahun ada 18 orang. Usia 21 tahun ada 2 orang untuk komoditas kopi, kami berikan pelatihan barista untuk komoditas kopi,” paparnya. (nad)

Related Articles

Back to top button