GERBANG SEKOLAH

Edupreneurship sebagai Solusi Pengangguran Lulusan SMK di Karawang

Pengangguran adalah masalah yang kompleks dan serius yang dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Karawang.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang, tercatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Karawang hingga Agustus 2023 sebesar 8,95 persen, turun sebesar 0,92 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2022 sebanyak 9,87 persen. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran karena lulusan SMK di Kabupaten Karawang dianggap belum sesuai dengan kebutuhan industri. Sehingga, kalah saing dengan pencari kerja dari luar daerah.
Adapun pengertian pengangguran yang terdapat dalam (Syairozi & Susanti, 2018), menurut Kaufman & Hotchkiss, (1999) Suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan, tetapi mereka telah secara aktif bekerja keras untuk mencari pekerjaan dalam empat minggu terakhir. Sedangkan menurut Sukirno, (1994) pengangguran adalah keadaan dimana orang yang termasuk dalam angkatan kerja ingin mencari pekerjaan tetapi tidak mendapatkan pekerjaan.
Ketidakseimbangan di pasar tenaga kerja dapat menyebabkan pengangguran, yang menunjukkan bahwa penawaran tenaga kerja
melebihi permintaan tenaga kerja. Pengangguran bukanlah penyakit menular, tetapi telah menyebar ke beberapa negara. Berikut beberapa faktor penyebab pengangguran (Franita, 2016). Jumlah pelamar kerja dan lapangan pekerjaan yang tidak seimbang.2. Kurangnya keahlian yang dimiliki oleh pencari kerja. Kurangnya informasi tentang tempat-tempat yang menerima lowongan
pekerjaan. Kesempatan kerja yang tidak merata antara kota dan desa. Kurangnya upaya pemerintah dalam membina pelatihan soft skill. Budaya malas yang menjangkiti pencari kerja
Dalam beberapa tahun terakhir, edupreneurship telah muncul sebagai salah satu solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah pengangguran. Artikel ini menyajikan sebuah tinjauan komprehensif tentang peran edupreneurship sebagai solusi untuk mengurangi tingkat pengangguran. Melalui analisis konseptual dan penelitian empiris, artikel ini mengeksplorasi bagaimana edupreneurship dapat menghasilkan lapangan kerja baru, memberdayakan individu untuk menciptakan peluang kerja, dan meningkatkan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja. Dengan pemahaman yang mendalam tentang peran edupreneurship dalam mengatasi pengangguran, diharapkan artikel ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para pembuat kebijakan, praktisi pendidikan, dan individu yang tertarik dengan isu-isu ekonomi dan sosial.
Pengangguran merupakan masalah yang meluas dan meresahkan. Tingkat pengangguran yang tinggi tidak hanya berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menyebabkan ketidakstabilan sosial dan meningkatkan ketidaksetaraan ekonomi. Dalam upaya untuk mengatasi tantangan pengangguran, banyak negara telah mencari berbagai solusi inovatif, dan salah satu solusi yang semakin populer adalah edupreneurship.
Peran edupreneurship dalam mengatasi pengangguran yaitu bisa membuka lapangan kerja baru. Edupreneurship memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru melalui pendirian sekolah, lembaga pelatihan, dan platform pembelajaran online. Dengan memperluas akses terhadap pendidikan dan pelatihan, edupreneur dapat membuka peluang kerja bagi individu yang sebelumnya menganggur atau kurang terampil.
Salah satu aspek kunci dari edupreneurship adalah pemberdayaan individu untuk menjadi pencipta lapangan kerja, bukan hanya pencari kerja. Melalui pendidikan kewirausahaan dan pengembangan keterampilan kewirausahaan, edupreneur dapat membantu individu untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada. Edupreneurship juga dapat berperan dalam meningkatkan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja. Dengan menyediakan program pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan pasar kerja lokal, edupreneur dapat membantu mengurangi kesenjangan keterampilan dan meningkatkan daya saing tenaga kerja.
Wirausaha adalah solusi terbaik dalam mengurangi penganguran. Karena selain untuk memperbaiki kondisi ekonomi suatu negara, wirausaha juga membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Wirausaha adalah pengusaha yang melakukan kombinasi
baru antara teknologi dan bisnis. Dimana pengusaha tidaklah berfungsi sebagai pencipta atau penemu kombinasi baru (kecuali secara kebetulan), melainkan pelaksanaan kombinasi kreatif (Kurniati, 2018).
Meskipun memiliki potensi yang besar, edupreneurship juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dan hambatan, termasuk keterbatasan sumber daya finansial. Pendirian dan operasionalisasi lembaga pendidikan dan pelatihan memerlukan investasi yang besar, yang mungkin tidak dapat diakses oleh semua edupreneur, terutama yang beroperasi di daerah yang kurang berkembang. Lingkungan regulasi yang kompleks dan tidak pasti dapat menjadi hambatan bagi edupreneurship, menghambat pertumbuhan dan inovasi dalam sektor pendidikan. Perkembangan teknologi yang cepat juga dapat menjadi tantangan bagi edupreneurship, terutama dalam menghadapi persaingan dengan platform pembelajaran online dan teknologi pendidikan lainnya.
Edupreneurship memiliki potensi yang besar sebagai solusi untuk mengatasi pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja baru, memberdayakan individu untuk menciptakan peluang kerja, dan meningkatkan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja. Namun, untuk mencapai potensi penuhnya, edupreneurship perlu diimbangi dengan dukungan kebijakan yang tepat, akses terhadap sumber daya finansial, dan upaya untuk mengatasi tantangan dan hambatan yang ada. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, edupreneurship dapat menjadi salah satu solusi yang efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. (*)

*) Pian Sopyan
Mahasiswa Magister Pendidikan Guru Vokasi
Universitas Ahmad Dahlan

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button