KARAWANG

Anggaran Belum Turun, Pembinaan Atlet Dayung Tersendat

KARAWANG, RAKA – Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Karawang tengah mempersiapkan atlet untuk menghadapi event POPDA tahun 2025. Namun, saat ini banyak infrasturktur latihan rusak dan juga anggaran pembinaan belum turun dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
Ketua Harian PODSI Karawang Irwan Setiawan menyampaikan, beberapa hari yang lalu ia mengirimkan 20 orang atlet dayung dalam Lomba Kebutuhan Dayung Mahasiswa Umum (LKDPU). Seluruh atlet tersebut berasal dari SMP Negeri 1 Ciampel dan SMK Pratama Mulya. Meski berasal dari dua sekolah yang berbeda, namun semua atlet yang ikut serta telah mendapatkan pembinaan dari PODSI Karawang. “Kami mengirimkan 20 orang untuk mengikuti perlombaan tersebut. Perlombaan itu umum namun untuk pelajar SMP dan SMA. Ada dua sekolah dari SMP Negeri 1 Ciampel dan SMK Pratama Mulya. Mereka di bawah pengcab Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia Karawang. Sudah terdapat pembinaan dari PODSI Karawang,” ujarnya, Selasa (28/5).
Pembinaan telah dilakukan sejak satu tahun sebelum perlombaan. Setelah LKDPU, semua atlet itu sedang dipersiapkan untuk mengikuti seleksi POPDA tahun 2025 mendatang. Target dalam POPDA berupa medali emas sebanyak 5. “Mereka sudah dibina sejak kelas 2 dan 3, karena binaan itu juga untuk persiapan POPDA. Sekarang baru perlombaan Popwilda, mereka akan dikirimkan ke tingkat POPDA yang akan datang. Target 5 medali emas,” tambahnya.
Ia mengaku selama memberikan latihan kepada semua atlet dayung terdapat kendala yang terjadi. Kendala itu berupa ada beberapa fasilitas yang telah mengalami kerusakan. Selain itu dari anggaran pun hingga saat ini belum diberikan. “Karena kita masih jangka panjang, rutinitas pembinaan masih berlangsung. Tahun 2025 seleksi POPDA dan tahun 2026 seleksi PORDA. Kendalanya fasilitas dayung, anggaran pembinaan selama ini mengandalkan dari KONI sedangkan anggaran untuk KONI belum cair, harus menjaga stabilitas atlet yang berprestasi PORDA tahun sebelumnya. Kita masih menjaga keberlangsungan pembinaan,” jelasnya.
Irwan menjelaskan, meski telah mengalami kerusakan, namun peralatan tersebut masih dapat digunakan. Tim PODSI mengambil langkah dengan memperbaiki semua peralatan. Kerusakan tersebut berupa perahu yang bocor, dayung yang patah. “Peralatan diperlukan pembaharuan, karena sudah la sekitar 14 tahun sudah digunakan. Sudah banyak yang mengalami kerusakan, namun karena di sana ada peralatan dari Jawa Barat maka kamu menggunakan peralatan dari Jawa Barat. Meski sudah rusak namun masih digunakan dengan cara membuat sendiri peralatannya. Kemudian menyambungkan peralatan yang sudah patah, menambal perahu yang sudah bocor,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button