Kebutuhan Bumbu untuk Jamaah Haji Indonesia 300 Ton
Sebanyak 76 Ton Dikirim Dari Tanah Air
Diantara layanan yang vital untuk jamaah haji Indonesia di Arab Saudi adalah katering. Pemerintah berupaya menghadirkan cita rasa nusantara, supaya jadi obat kangen jamaah terhadap kampung halaman. Sebanyak 76 ton bumbu untuk katering jemaah haji Indonesia, dikirim langsung dari tanah air.
Pengiriman bumbu untuk keperluan katering jemaah haji Indonesia itu, dijalankan oleh BPKH Limited, anak perusahaan dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Diantara bumbu yang dikirim lewat jalur udara itu, adalah bumbu semur. Seperti diketahui, salah satu masakan khas Indonesia adalah semur.
Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono mengatakan pengadaan bumbu tersebut, bagian dari investasi langsung mereka pada ekosistem perhajian. Menurut informasi yang dia terima, sejatinya untuk katering jamaah Indonesia, dibutuhkan 300 ton bumbu. Tetapi untuk tahun ini, mereka baru bisa mengirim 76 ton bumbu.
“Bumbu dari kami ini, sudah didistribusikan ke Makkah dan Madinah,” kata Sidiq dalam keterangannya.
Seperti diketahui, jamaah Haji Indonesia terkonsentrasi di dua kota tersebut. Sehingga layanan katering juga disiapkan dari dapur-dapur yang ada di Makkah dan Madinah.
“Hitungan kita total kebutuhannya adalah 300 ton. Tetapi karena memang kesempatan yang ada, mengingat teknikal administrasi alhamdulillah kita bisa paling tidak dari 300 kebutuhan ton kita sudah memenuhi sebesar 76 ton,” katanya.
Jumlah tersebut kurang lebih setara dengan 25 persen TKDN bumbu dari Indonesia. Menurut Sidiq, proyek pengiriman bumbu untuk jamaah haji itu, merupakan bagian dari program Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. “Ini adalah program TKDN, sebagai program tingkat kandungan dalam negeri yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi,” katanya.
Selain itu, pengiriman bumbu tersebut juga menandai kehadiran serius BPKH Limited dalam meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji. “Insya Allah tahun ini juga menjadi tahun pertama BPKH Limited hadir secara serius dan saat ini kami juga sudah memiliki head office yang ada di Bus Mawasim berlokasi di daerah Mekah,” kata dia.
Seperti diketahui BPKH diberi tugas mengelola dana haji. Dana ini terkumpul dari setoran awal pendaftaran haji, yaitu Rp 25 juta per orang. Saat ini dana haji di BPKH sudah mencapai Rp 160 triliun lebih. Oleh BPKH, dana tersebut diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi. BPKH juga mulai berinvestasi langsung, sehingga bisa mendapatkan hasil pengelolaan dana haji yang optimal.
Hasil pengelolaan dana haji itu, dikembalikan kepada jamaah lewat subsidi biaya haji. Jadi jamaah tidak harus membayar biaya haji sesuai dengan ongkos riilnya. Seperti diketahui tahun ini ongkos riil haji adalah Rp 93 jutaan/jamaah. Dari jumlah tersebut, jamaah hanya dibebani Rp 56 jutaan saja. Sisanya disubsidi dari hasil pengelolaan dana haji. (nce)