Tahun ini Tercatat 3 Pelajar Tewas Karena Tawuran
PGRI Minta Semua Pihak Bersinergi Cegah Aksi Tawuran Pelajar

KARAWANG, RAKA- Kasus tawuran pelajar di Kabupaten Karawang marak terjadi bukan pada waktu saat jam pelajaran, tetapi pada waktu pulang sekolah, bahkan malam hari. Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Karawang Uyat meminta kepada semua pihak untuk bekerja sama dan bersinergi untuk mencegah tawuran pelajar di Kabupaten Karawang.
Sebelumnya, data Satuan Tugas (Satgas) Pelajar Kabupaten Karawang mencatat di tahun ini telah terjadi sepuluh aksi tawuran pelajar yang menyebabkan 3 orang harus meninggal dunia dan lebih dari 5 orang mengalami luka-luka.
Ketua PGRI Kabupaten Karawang Uyat mengatakan, maraknya aksi tawuran di Kabupaten Karawang terjadi di jam luar pelajaran terutama pada jam pulang sekolah dan malam hari, sehingga dirinya meminta semua pihak seperti guru, orang tua dan pemerintah bersinergi untuk bersama-sama melakukan pengawasan. Sinergitas ini sangat diperlukan sehingga apabila terjadi aksi tawuran pelajar yang disalahkan bukan hanya guru saja.
“Anak itu sekolah palingan sampai jam 1 atau jam 2 atau jam 3 dan setelah itu harus pulang. Kejadian seperti itu (tawuran) di jam luar pelajaran, saya sebagai ketua PGRI bukan hanya guru yang lakukan pengawasan tetapi orang tua jika anak-anaknya di jam-jam tertentu belum pulang jangan dibiarkan dan harus dikontrol,” terangnya, Jumat (14/6).
Uyat menjelaskan, dalam mencegah aksi tawuran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI dan Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI yang ada di bawah naungannya itu dengan membentuk Satgas pelajar dan menjadikan siswa-siswi sebagai spionase sehingga jika ada potensi aksi tawuran dapat segera melaporkannya kepada guru-guru.
“Saat ini kebanyak aksi tawuran itu bukan dilakukan oleh siswa SMA dan SMK tetapi siswa SMP. Maka untuk mencegah terjadinya aksi tawuran pelajar mari kita untuk bersama-sama untuk melakukan pengawas baik di jam pelajaran atau pun jam luar pelajaran,” tutupnya.(zal)