Uncategorized

Dibangun dengan Biaya Rp2,7 Triliun, PDN Tetap Bisa Dibobol Peretas

Radarkarawang.id- Gangguan sistem Pusat Data Nasional (PDN) disebabkan oleh ransomware. Ransomware yang menyerang PDN ini adalah Braincipher yang merupakan varian dari ransomware terkenal Lockbit 3.0.
Pakar teknologi informasi Roy Suryo prihatin dengan serangan kepada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 itu. Pasalnya, PDN dibangun dengan biaya sekitar Rp 2,7 triliun. “Dengan biaya yang sedikit di atas APBD 2024 Kabupaten Buleleng itu (APBD 2024 Kabupaten Buleleng Rp 2,2 triliun), seharusnya PDN atau PDNS bisa dikawal dengan sistem keamanan yang andal, aman, serta mumpuni,” katanya, Selasa (25/6) seperti dikutip Jawa Pos.
Pada bidang IT, lanjutnya, anggaran jumbo maupun perlengkapan super canggih saja tidak jaminan. Karena harus ditopang dengan brainware atau SDM yang baik. Menurutnya tidak ada gunanya kapasitas 40 Petabyte (1 Petabyte = 1 Juta Gigabyte), memori 200 Terabyte, tanpa dikawal dengan manajemen SDM, sistem disaster recovery, dan contigency plan yang baik. Roy juga mengaku tambah khawatir terhadap rencana pemerintah membangun server PDN di Labuan Bajo dan kawasan IKN. Pasalnya secara infrastruktur apapun, dua kawasan itu masih di bawah pulau Jawa.
Diketahui, pemerintah akhirnya mengumumkan penyebab gangguan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 yang berakibat terganggunya layanan imigrasi. Pemicunya adalah serangan malware Ransomware. Kasus ini mirip seperti serangan kepada perbankan Indonesia Mei tahun lalu. Serangan Ransomware itu diumumkan di kantor Kominfo kemarin. Sesuai dengan namanya, serangan Ransomware selalu meminta tebusan. Ransom sendiri artinya adalah tebusan. Khusus pada kasus PDNS 2 itu, pengirim Ransomware meminta tebusan USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar.
Pemerintah memutuskan tidak memenuhi permintaan penjahat siber tersebut. Melihat dari penanganan PDNS 2 yang aktif secara bertahap, diduga kuat pemerintah membuat saluran, sistem, atau server baru. Pasalnya sistem yang sudah terserang Ransomware, akan terkunci atau terenkripsi secara otomatis. Dengan teknologi enkripsi yang semakin canggih, penguncian akibat serangan Ransomware sangat sulit untuk dibuka kembali tanpa akses dari si penyerang. (asy)

Related Articles

Back to top button