KARAWANG

Remaja Jadi Sasaran Edukasi DPPKB Cegah Stunting

KARAWANG, RAKA – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) melalui Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) menyelenggarakan seminar tentang pencegahan dan penanganan stunting. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan kader remaja yang dapat memberikan edukasi terkait penanganan stunting.
Sekretaris DPPKB Karawang Imam Bahanan menyampaikan, IPKB menjadi mitra DPPKB untuk memperluas informasi tentang Program Bangga Kencana. “DPPKB sebagai OPD yang menangani tentang pengendalian penduduk dan KB tidak bisa bekerja sendirian, secara teknis kami punya PLKB terbatas, ke dua kami harus melibatkan komponen masyarakat sebagai mitra salah satunya adalah Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB). Mereka bertugas untuk menyebarluaskan informasi tentang program Bangga Kencana, salah satunya dengan mengadakan seminar dengan sasaran remaja,” ujarnya, Selasa (2/7).
Ia menerangkan, remaja menjadi salah satu unsur penting dalam langkah mencegah terjadinya anak stunting. Maka dari itu diciptakan program 2125 keren yang mempunyai makna pernikahan dapat dilakukan ketika wanita berusia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Hal ini untuk menghindari adanya remaja yang anemia. “Remaja juga penting, karena cikal bakal terjadinya anak stunting. Ketika anak remaja anemia maka akan rentan menurunkan anak stunting sehingga kami memberikan penyuluhan kepada remaja, salah satunya melalui seminar. Target kami supaya remaja bisa memahami dan siap ketika mereka menikah. Kita punya program 2125 keren, perempuan umur 21 tahun dan laki-laki umur 25 supaya mereka siap secara mental fisik termasuk bebas dari anemia,” terangnya.
Hanya saja, tambah Imam, edukasi pada remaja belum maksimal. Dari 400 ribu remaja, baru 30 persen yang sudah diedukasi. “Kita punya SSK, duta genre, forum genre, Pramuka Saka Kencana contoh duta genre kita menurunkan 20 orang kemudian tidak semua aktif setelah masa pengabdian habis. Kita berharap kepada SSK, objek kita kepada guru yang ada di sekolah untuk menyampaikan kepada murid ketika pelajaran tetapi kita hanya punya 3 SSK. Akan efektif jika jumlah remaja yang melakukan edukasi dan remaja yang edukasi seimbang sementara sampai sekarang belum seimbang. Remaja yang telah di edukasi belum sampai 30 persen,” jelasnya.
Meski begitu, DPPKB mempunyai solusi dalam mengatasi hal itu dengan melakukan edukasi melalui media sosial dan adanya Bina Keluarga Remaja (BKR). Ia melanjutkan fungsi dari BKR untuk memberikan edukasi kepada orangtua agar dapat menasehati remaja yang belum tersentuh edukasi. “Ke depan kami akan mencari tongkrongan remaja yang memang mereka belum terlibat dalam edukasi. Kita melalui Bina Keluarga Remaja jadi kita menyasar kepada orangtua remaja. Kita punya Bina Keluarga Remaja di setiap Kampung KB, desa. Diharapkan orangtua bisa berbicara kepada anak masing-masing,” lanjutnya.
Wahyudi, Ketua IPKB Kabupaten Karawang mengungkapkan seminar ini mempunyai manfaat sebagai pencetak kader remaja. Remaja dapat ikut aktif dalam penanganan stunting melalui memberikan edukasi dengan cara di komunitas ataupun di semua aktivitas. “Jadi kegiatan seminar IPKB tujuannya untuk mencetak kader remaja yang bergerak di banyak bidang khususnya di dalam program penanaman stunting. Harapan kami melalui seminar ini remaja di Karawang bisa terlibat dalam program penanganan stunting melalui komunitas dan aktivitas yang mereka lakukan sehingga mereka dapat mengetahui langkah yang bisa mereka lakukan dalam menangani stunting di Kabupaten Karawang,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button