KARAWANG

DPPKB Gelar Pembinaan Pelayanan KB

KARAWANG, RAKA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) memberikan pembinaan untuk pelayanan KB dan alokon kepada fasyankes untuk menjaga mutu penyuluhan bagi PLKB.
Sekretaris DPPKB Kabupaten Karawang, Imam Bahanan menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaga mutu penyuluhan bagi PLKB. Selain itu agar dapat mencari akseptor yang tepat sasaran. “Hari ini kami melakukan pertemuan sinergitas dengan fasilitas kesehatan pelayanan KB di Karawang. Hadir 50 bidan koordinator puskesmas, 65 klinik swasta, 26 rumah sakit pemerintah dan swasta serta koordinator KB di 30 kecamatan. Kami ingin melakukan sinergitas dengan semua pihak yang terkait, sehingga kita bisa mempertahankan kualitas pelayanan KB dari hulu ke hilir. Artinya memintarkan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan walaupun memang belum semua bisa diberikan, ke dua kita juga menjaga mutu penyuluhan bagi PLKB. Sehingga PLKB dalam mencari akseptor bisa lebih tepat sasaran dan tidak dipaksa,” ujarnya, Rabu (24/7).
Imam menambahkan, pelayanan KB di Karawang telah mengalami peningkatan dari sisi kualitas dan kuantitas. Selain untuk meningkatkan mutu pelayanan, pembinaan itu pun bertujuan agar pengetahuan dari kader dan bidan dapat bertambah. Ia menyatakan untuk pelayanan ini diutamakan bagi masyarakat yang kurang mampu. Masyarakat hanya perlu membawa KTP dan SKTM untuk mendapatkan bantuan pelayanan. Saat ini telah ada teknologi yang mempermudah dalam memasang alokon. “Kita juga menjaga mutu pelayanan di fasilitas kesehatan dengan memberikan obat kontrasepsi untuk mereka secara terukur mulai dari barang yang mahal sampai IUD, implan dan lainnya. Insyallah sudah membaik, tahun ini saja kita mendapatkan 5 penghargaan. Pertama secara prinsip alat kontrasepsi yang kita berikan itu utamanya untuk keluarga kurang mampu. Selama ini masyarakat hanya mengetahui bantuan bahan pokok dan pertanian, kita juga ada memberikan bantuan pelayanan KB secara gratis di semua fasilitas kesehatan,” jelasnya.
Saat ini telah ada teknologi yang mempermudah dalam memasang alokon. Ia memberikan contoh untuk pelayanan pemasangan implan saat ini hanya membutuhkan 1 batang saja, hal itu berbeda ketika pemasangan implan di tahun sebelumnya. “Mereka minimal menunjukan KTP dan SKTM, keluarga miskin menjadi prioritas tetapi untuk keluarga yang tidak miskin pun kita tetap memberikan pelayanan. Ada beberapa teknik yang berbeda seperti implan dulu masuk ke badan itu 5 batang tetapi sekarang hanya 1 batang, lalu IUD dulu susah payah kita memasukan IUD dengan cara menggunakan alat cocor bebek tapi sekarang ada alat yang lebih panjang dan bisa masuk ke rongga rahim,” terangnya.
Lia Ariesta Sumartono, Ketua Tim Pengelolaan dan Distribusi Alokon mengungkapkan, untuk pelayanan pemasangan alokon di Karawang jenis IUD ada sebanyak 2.460 buah, pil kombinasi 67.350 siklus, kondom 780 lusin. Kemudian untuk suntik progestin 106.842 vial, implant 2 batang 5.015 set. Seluruh data tersebut diperoleh sejak awal Januari hingga Juni 2024. “Alokon yang sudah didistribusi dari gudang alokon DPPKB Karawang ke fasyankes sampai dengan Juni 2024 (semester 1) mulai dari IUD 2.460 buah, pil kombinasi 67.350 siklus, kondom 780 lusin, suntik progestin 106.842 vial, implant 2 Batang 5.015 set,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button