Uncategorized

Anak-Anak Jadi Korban Judi Online

Praktik judi online semakin parah di Tanah Air. Pemainnya tidak hanya orang dewasa. Anak-anak pun demikian. Fakta itu sangat disayangkan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryanti Sholihah.
Dia mengungkapkan, banyak anak yang jadi korban judi online karena ditipu. Mereka banyak mengira bahwa itu hanyalah game online. “Saya baru saja konfirmasi ke anak-anak dan mereka baru tahu kalau itu (termasuk) permainan judi,” ujarnya kepada wartawan, Senin (29/7).

“Mereka tahunya itu game, dijanjikan (hadiah) pada top up berikutnya, dan membutuhkan banyak uang. Itulah jerat pertama judi online,” sambung Ai.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa dibutuhkan pengawasan terhadap anak dalam bermain handphone. Menurut Ai, judi online pada anak bisa diantisipasi dengan cara memastikan anak tidak menyendiri dari dunia sosial, tidak terisolasi dengan gadget, dan memperbanyak aktivitas yang bermanfaat.
“Saya yakin belum terlambat untuk melawan penyakit judi online. Seorang anak harus diberi fasilitas agar mereka bisa membuat atau memproduksi sesuatu yang lebih bermanfaat,” tegasnya.

Sementara itu, perwakilan PPATK Mulyana mengatakan, materi terkait budaya antikorupsi perlu ditanamkan sejak dini demi menyiapkan generasi penerus bangsa yang jujur dan berintegritas.
“Kita ingin kita sama-sama bergerak untuk antikorupsi, pencucian uang, judi online dan bullying. Anak-anak ini kan jadi masa depan Indonesia, makanya sejak kecil kita tanamkan nilai integritas, kejujuran, agar mereka terjaga dari hal yang tidak kita inginkan,” singkatnya.

Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membeberkan ada 197.094 anak yang terpapar judi online (judol). Secara rinci, dilihat berdasarkan kota, ada sebanyak 4.200 anak yang terlibat judi online di Jakarta Barat.(nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button