Karawang

Jalan Wisata Mangrove Masih Jelek

CILAMAYA KULON, RAKA – Peran desa yang belum banyak menyentuh sarana fisik di wilayah pesisir, menggugah Kelompok Pengawas Masyarakat Pesisir (Pokmaswas), agar penopang fisik segera dibangunkan. Pasalnya mulai banyak masyarakat dari luar desa bahkan kabupaten yang datang ke lokasi pesisir Desa Sukajaya.

Suhaeri, anggota Pokmaswas Mina Jaladri Pasirputih mengatakan, yang dibutuhkan untuk mempermudah akses dan sarana menuju wisata baru mangrove Pusat Restorasi Perlindungan Mangrove (PRPM) adalah akses jalan dan sumur bor di lokasi tersebut. Karena sejauh ini peran desa untuk pengadaan mangrove dan lainnya belum bisa berbuat banyak.

Pihaknya bersama Pokmaswas lain jadi saksi ketika study banding ke Pekalongan, sehingga pihaknya punya mimpi hutan itu bisa lestari di Pasirputih. Sedangkan saat ini pengunjung mulai berdatangan untuk merasakan manfaat hutan mangrove tersebut. Untuk itu, ia berharap dukungan dari pemerintah desa agar jalan lingkungan sampai ke hutan mangrove bisa segera terealisasi. Terlebih, perluasan hutan mangrove juga terus dilakukan oleh masyarakat pesisir. “Kami punya mimpi jadikan Pasirputih tempat ekowisata, sekarang sudah realisasi, tinggal dukungan infrastrukturnya saja,” katanya.

Nurhadi Saputra, Anggota Club Gowes Kabeurangan (GK) asal Manggungjaya mengatakan, mangrove yang tumbuh lebat dan rindang tidak lepas dari perjuangan para masyarakat pesisir dan pihak terkait. Bukan perkara mudah mengelola mangrove sehingga bisa tumbuh baik dan indah dipandang mata tersebut. Hanya saja, keluhnya, karena wisata ini baru dan belum dibuka optimal, pengadaan sarana umum yang minim masih belum memuaskan. Sebab, jalan yang masih jelek dan aksesnya kurang baik, kemudian belum adanya warung kuliner khas Pasirputih hingga toilet dan musala juga belum memadai. Meski demikian, ia berharap sarana ini bisa optimal ke depan. “Tempatnya sudah bagus, tinggal sarananya belum membuat pengunjung sepertinya nyaman,” katanya.

Menyikapi itu, Kades Sukajaya, Abdul Ghofur Astra mengatakan, sejak penyusunan di RPJMDes, keinginan pemerintah desa atas pembangunan perikanan dan kelautan sarananya bisa dibangun, hanya saja momentumnya memang belum ada yang tepat. Menyusul, prioritas sebelumnya lebih ke sarana fisik di pemukiman warga, akses pertanian dan fasilitas lainnya. Untuk pesisir, dimulai tahun ini untuk jalan tembus ke Pasirjaya dengan sumber anggaran dari dana desa atau pihaknya akan mengejar anggaran pemerintah di berbagai instansi. “Sepanjang masih bisa mengambil program dari dinas mana lebih dulu, akan diambil untuk manfaat lebih banyak,” katanya.

Rencana pihaknya, lokasi PRPM itu akan dibuatkan jalan selebar 8 meter dan jembatan dari TPI ke PRPM seperti Ciparagejaya, sementara design perahu tambatannya akan di lokalisasi seiring dengan rencana dibangunkan pelabuhan perikanan di ujung Muara. Bahkan, BPN sudah mengukur dan mengajukan ajudikasi tanah negara yang nantinya di Karangmalang juga akan dibangun rumah susun buat nelayan. “Semua ikhtiar ini sedang berjalan, baik ke Dinas Perikanan dan Kelautan, BUMN hingga Kementerian KKP,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, jika akses jalan dan jembatan 8 meter terealisasi, bahkan termasuk pelabuhan perikanan dan rumah susun juga terealisasi, maka bisa menjawab tantangan ekowisata di Pasirputih 1-3 tahun ke depan. “Sarana sudah kita kejar ke berbagai pihak, semoga ikhtiar ini bisa realiasi, disamping dari dana desa untuk akses Pasirputih-Tanjungbaru,” ujarnya. (rud)

Related Articles

Back to top button