HEADLINE
Trending

Paskibra Kompak Kenakan Jilbab

Bakal Protes Jika Ada Larangan

KARAWANG, RAKA- Beberapa hari terakhir, ramai pemberitaan bahwa Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) putri, dilarang menggunakan jilbab saat acara resmi pengibaran bendera. Berbeda dengan di nasional, anggota Paskibraka putri di Karawang kompak tetap menggunakan seragam lengkap menggunakan jilbab.
Pelatih Tim Paskibraka Kabupaten Karawang, Risman Maulana mengatakan, penggunaan jilbab disesuaikan dengan keyakinan masing-masing. Ia menambahkan saat awal mengukur seragam pun telah diberikan pertanyaan kepada semua anggota perempuan yang beragama Islam terkait keinginan penggunaan hijab. Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan pun ditemukan seluruh anggota perempuan yang beragama Islam tetap menggunakan jilbab. “Kalau aturan baru untuk pakaian, untuk berita yang sedang viral sekarang saya tidak ikut hal seperti itu karena itu hak asasi dan keyakinan masing-masing. Justru yang namanya Paskibraka diberikan edukasi tentang toleransi beragama, jadi di Karawang tidak ada larangan untuk melepaskan hijab dan kita tidak ada ketentuan. Saat awal pengukuran baju sudah ditanya ke semua anggota ingin berhijab ataupun tidak,” ujarnya, Kamis (15/8).
Ia menegaskan dari pelatih serta pembina tidak memberikan paksaan apapun terkait penggunaan hijab. Meski sebagian besar anggota Paskibraka perempuan beragama Islam, namun terdapat 1 orang anggota yang beragama Non Islam. “Di tahun ini ada 1 anggota perempuan yang non Muslim dan disesuaikan dengan pakaian mereka saja. Untuk yang non Muslim pakai rok pendek, kalau yang berhijab menggunakan rok panjang. Kita mengikuti aturan dari kementrian saat tahun 2002, kita tidak mengubah aturan apapun. Sekali lagi, kami pelatih dan pembina tidak memaksakan adik-adik kami untuk berhijab ataupun tidak berhijab bagi yang Muslim. Lepas hijab itu tidak ada, bahkan saya memberikan saran kepada yang muslim untuk tetap menggunakan hijab tetapi jika mereka tidak ingin maka kita tidak memaksa,” jelasnya.
Risman melanjutkan panitia ikut mengantar dan menemani anggota non Islam untuk melakukan ibadah. Ia menegaskan, seluruh pelatih dan pembina menginginkan agar anggota tetap melakukan ajaran agama berdasarkan keyakinan masing-masing. “Bagi yang non Muslim saja saat mereka ingin beribadah, kami antar dan temani sesuai dengan jadwal ibadah. Kami menunggu di luar tempat ibadah. Jadi kita tidak melarang mereka untuk beribadah karena itu bagian dari nilai-nilai Pancasila. Kami ingin mereka tetap melaksanakan ajaran agama sesuai keyakinan masing-masing,” paparnya.
Raisa Fissilmy, anggota Paskibraka Kabupaten Karawang mengungkapkan, tidak setuju anggota Paskibra putri harus mencopot jilbab. Jika terdapat pemaksaan untuk melepas jilbab, Raisa akan menolak dengan tegas. “Menurut saya untuk muslim wajib menggunakan hijab tetapi untuk yang non muslim tidak harus menggunakan hijab. Pelatih atau pembina tidak berhak menetapkan aturan untuk membuka hijab. Kalaupun ada aturan itu, saya tidak ingin membuka hijab,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button