PURWAKARTA, RAKA – Biasanya perpustakaan adalah tempat yang paling sepi, karena minimnya minat baca, apalagi saat ini ada smartphone yang begitu banyak hiburan dan informasi. Tapi di Kabupaten Purwakarta ada kabar menggembirakan. Karena jumlah warganya yang mengunjungi perpustakaan trennya positif.
Kepala Disarpusda Kabupaten Purwakarta Asep Supriatna menuturkan, berdasarkan data kunjungan perpustakaan pada tahun 2023, jumlah pengunjung yang datang ke perpustakaan daerah sebanyak 33.399 orang. Menurutnya, angka tersebut akan terlampaui pada tahun 2024 ini. Pasalnya, hanya dalam kurun waktu enam bulan, jumlah kunjungan telah mencapai 20.066 orang. “Ini memberikan bukti bahwa masyarakat Purwakarta masih menjadikan perpustakaan sebagai pusat informasi dan ilmu pengetahuan. Kondisi ini yang harus terus kita tingkatkan,” ucapnya, beberapa waktu lalu.
Asep mengungkapkan, dengan jumlah kunjungan yang terus meningkat tersebut, kini Kabupaten Purwakarta tercatat sebagai TGM tertinggi ke dua di Provinsi Jawa Barat. “TGM kita Skor nilainya 68,70. Kalah sama Kota Bandung yang skornya 73,63. Kita peringkat dua,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, tingginya nilai minat baca tersebut menunjukan bahwa masyarakat Purwakarta sangat terbuka serta haus terhadap informasi dan ilmu pengetahuan. “Itu modal dasar yang bagus dalam membangun karakter manusia sebagai subjek pembangunan dan peradaban,” sebutnya.
Asep mengungkapkan, indikator suatu daerah memiliki angkat TGM yang tinggi ditentukan oleh banyak faktor. Adapun diantaranya meliputi frekuensi membaca, durasi membaca, jumlah buku dan durasi akses internet. “Banyak faktornya. Intinya dengan banyaknya akses untuk membaca harus bisa digunakan secara positif,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk gemar membaca buku. Adapun langkah yang akan dilakukannya untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya adalah dengan menambah dan meoerbaharui koleksi media informasi seperti buku dan akses digital informasi. Selain itu pihaknya juga akan melakukan penambahan jam pelayanan dan memaksimalkan perpustakaan keliling. “Kita juga melakukan jemput bola. Caranya dengan menambah frekuensi perpustakaan keliling hingga ke pelosok desa,” pungkasnya. (yat)