
KARAWANG, RAKA-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Singaperbangsa Karawang sebagai salah satu mitra Tular Nalar di Jawa Barat kembali menyelenggarakan pelatihan Sekolah Kebangsaan dengan target audiens pemilih pemula remaja atau first time voters.
Pelatihan Sekolah Kebangsaan yang digagas oleh Tular Nalar yang bekerja sama dengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karawang yang digelar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Telukjambe Timur. PIC kegiatan sekolah kebangsaan Weni Adityasning Arindawati, mengatakan, bahwa peserta pelatihan sekolah kebangsaan Tular Nalar ini berjumlah 100 peserta yang diikuti siswa-siswi sekolah SMAN 1 Telukjambe Timur dengan target audiens pemilih pemula remaja. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemilih pemula remaja, khususnya dalam mengidentifikasi serta menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis,”terangnya, Jumat (6/9).
Dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Singaperbangsa Karawang itu pun menerangkan, pelatihan sekolah kebangsaan digelar selama satu hari, yang dihadiri oleh narasumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Karawang, dan dosen serta mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang. “Sekolah kebangsaan kali ini menyasar para pemilih pemula remaja khususnya siswa sekolah kelas XII, sebelumnya tahun lalu kami mengadakan dengan target peserta para mahasiswa sebagai pemilih pemula. Perbedaannya sekolah kebangsaan ini mempersiapkan kecakapan literasi digital untuk menyongsong pilkada serentak pada November nanti,” katanya.
Lanjutnya, jumlah pemilih generasi Z di Karawang cukup tinggi yaitu 85 persen dari total DPS 1,8 juta pemilih, tentunya pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan yang mendukung peran partisipatif pemilih pemula remaja untuk turut berkontribusi dalam proses Pilkada dan demokrasi yang sehat. “Di tengah banyaknya persoalan atas putusan MK hendaknya sosialisasi dan pendidikan politik serta kecakapan literasi digital generasi Z dapat membantu mereka agar lebih memahami dan mempraktekkan tentang pemilu, demokrasi dan sanksi,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya juga memberikan materi tentang gim distorsi infomasi, praktek penginderaan hoaks (prebungking), dan cara melakukan cek fakta menggunakan tools yang ada agar mencegah mereka ikut menyebarkan informasi hoaks. “Materi pelatihan ini sudah disusun oleh tim kurikulum Tular Nalar sebagai benteng agar pemilih remaja menjadi 3 T yaitu tahu tahapan dan informasi pemilu, tanggap akan isu dalam demokrasi dan politik, dan tangguh mengindera isu berpotensi hoaks,” tutupnya. (zal)