HEADLINE
Trending

Rematik Usia 65 Tahun, Ini Solusinya

RadarKarawang.id – Berapa pun usia seseorang, rematik dapat memunculkan rasa sakit yang dapat melemahkan.

Namun, rematik menjadi umum di kalangan lansia dengan hampir setengah populasi yang berusia 65 tahun dan lebih tua mengidap beberapa jenis nyeri rematik.

Hal yang sulit mengenali rematik karena kondisi ini dapat menyerang hampir semua bagian tubuh kapan saja. Orang yang mengalami rematik tidak pernah tahu apakah kondisi tersebut akan berlangsung beberapa jam, beberapa hari, atau dalam beberapa kasus yang mengakibatkan kondisi kronis.

Apabila kamu belum pernah mengalami rematik sebelumnya, tapi tiba-tiba merasakan nyeri yang tidak dikenali, kemungkinan besar kamu mengalami rematik.

Gejala yang perlu diwaspadai, yaitu pembengkakan sendi, kekakuan sendi, nyeri saat menyentuh sendi, terjadi masalah saat menggerakkan sendi, dan area sendi berubah menjadi merah.

Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan kronis pada sendi. Penyakit ini dapat menimbulkan rasa sakit, kekakuan, dan pembengkakan pada sendi, terutama pada tangan dan kaki.

Penyebab rematik belum diketahui secara pasti, tetapi diduga terkait dengan faktor genetik, lingkungan, dan hormon. Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan dan gejala rematik adalah makanan.

Baca juga: https://radarkarawang.id/metropolis/headline/gerak-pendidikan-di-karawang-seperti-keong-super-lambat/

Berikut ini adalah tujuh jenis makanan yang harus dihindari penderita rematik karena bisa picu peradangan dan nyeri sendi:

Makanan yang mengandung gula dan tepung olahan
Makanan yang mengandung gula dan tepung olahan, seperti permen, kue, roti putih, dan pasta, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang dapat memicu produksi sitokin pro-inflamasi.

Sitokin adalah molekul yang berperan dalam proses inflamasi dan imunitas. Jika sitokin pro-inflamasi berlebihan, maka dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan sendi.

Selain itu, makanan yang mengandung gula dan tepung olahan juga dapat menyebabkan penambahan berat badan, yang dapat memberikan tekanan lebih pada sendi dan meningkatkan risiko rematik.

Gorengan atau makanan yang digoreng
Gorengan atau semua makanan yang digoreng, seperti kentang goreng, ayam goreng, dan nugget, mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang dapat meningkatkan peradangan dan nyeri sendi.

Makanan yang digoreng juga mengandung produk akhir glikasi lanjutan (AGEs), yaitu senyawa yang terbentuk saat makanan dipanaskan, dipanggang, digoreng, atau diproses. AGEs dapat meningkatkan stres oksidatif dan peradangan pada sel-sel tubuh, termasuk sel-sel sendi.

Jenis olahan daging merah
Daging merah, seperti sapi dan kambing mengandung lemak jenuh dan asam lemak omega-6 yang dapat memicu peradangan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Daging merah juga mengandung purin, yaitu zat yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Asam urat yang berlebihan dapat menyebabkan kristal asam urat terbentuk di dalam sendi, yang dapat menyebabkan nyeri dan bengkak.

Makanan yang tinggi garam
Garam adalah bumbu yang sering digunakan untuk menambah rasa pada makanan. Namun, garam juga dapat menyebabkan retensi cairan, yang dapat meningkatkan tekanan pada sendi dan memperburuk gejala rematik.

Selain itu, garam juga dapat merangsang sistem imun untuk memproduksi sitokin pro-inflamasi, yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan sendi.

Makanan yang mengandung gluten
Gluten adalah protein yang terdapat pada gandum, barley, dan rog. Gluten dapat menyebabkan reaksi alergi atau intoleransi pada beberapa orang, terutama pada mereka yang menderita penyakit autoimun, seperti rematik.

Reaksi alergi atau intoleransi gluten dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada sendi, serta gejala lain, seperti diare, kembung, mual, dan sakit kepala.

Makanan yang melalui proses kimia (ultra processed food)
Makanan yang melalui proses kimia atau ultra processed food, seperti sosis, ham, bacon, dan keju, mengandung garam, lemak jenuh, lemak trans, pengawet, dan bahan kimia lain yang dapat memicu peradangan dan nyeri sendi.

Makanan yang diproses juga dapat menyebabkan penambahan berat badan, yang dapat memberikan tekanan lebih pada sendi dan meningkatkan risiko rematik.

Alkohol
Alkohol adalah zat yang dapat mempengaruhi fungsi sistem imun dan meningkatkan peradangan pada tubuh.

Alkohol juga dapat mengganggu metabolisme dan ekskresi asam urat, yang dapat menyebabkan kristal asam urat terbentuk di dalam sendi, yang dapat menyebabkan nyeri dan bengkak.

Selain itu, alkohol juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati rematik, seperti methotrexate, yang dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti kerusakan hati. (psn)

Tonton konten ini: Kepala BIN Ternyata Komandan Hantu Rimba: https://www.youtube.com/watch?v=3tbA4iTlmr4

Related Articles

Back to top button