HEADLINE
Trending

Pasien Puskesmas Wanakerta Didominasi Hipertensi dan Diabetes

KARAWANG, RAKA – Pengunjung Puskesmas Wanakerta kebanyakan memiliki penyakit hipertensi dan diabets. Selain itu, kebanyakan warga Wanakerta juga masih mengonsumsi rokok.

Namun, Puskesmas Wanakerta berhasil mendapatkan penghargaan untuk Program Integrasi Layanan Primer (ILP) di Kabupaten Karawang.

Veronica Maulana, Kepala Puskesmas Wanakerta mengatakan melalui program tersebut maka pemberian pelayanan kesehatan akan menyasar seluruh usia di masyarakat. Kemudian mendekatkan pelayanan dari Puskesmas Pembantu (Pustu) untuk masyarakat.

“Puskesmas menjadi pelopor Implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP). Transformasi ILP di puskesmas ini pelayanan berdasarkan siklus hidup dan mendekatkan pelayanan. Selama ini Pustu tidak bergerak dan tidak melakukan pemantauan, sekarang Pustu melakukan pemantauan kepada masyarakat,” ujarnya Sabtu (30/11).

Saat ini untuk keberadaan Pustu yang dimiliki hanya terletak di Desa Karangligar serta satu posyandu. Ia menambahkan adanya Pustu tersebut dapat mengetahui kondisi penyakit yang di derita oleh masyarakat.

Sebagian besar masyarakat di sana terkena penyakit hipertensi dan diabetes. Warga di sana pun masih menjadi perokok aktif hingga saat ini

“Kami punya Pustu Karangligar dan ada Posyandu Nusa Indah III. Dalam waktu satu bulan satu dusun sudah terpantau dan dari 1.123 warga sudah diketahui jumlah warga yang terkena diabetes, hipertensi, gizi balita buruk lalu setelah itu dilakukan intervensi. Kita baru melaksanakan Pustu di Desa Karangligar, memang warga di sana lebih banyak terkena penyakit hipertensi. Lalu ada juga diabetes dan perokok aktif, 80 persen warga di sana masih perokok aktif,” tambahnya.

Ia menjelaskan adanya Pustu tersebut sejak tahun 2010, namun akibat banjir seluruh peralatan mengalami kerusakan. Kemudian saat awal dirinya menjadi Kepala Puskesmas Wanakerta beberapa tahun lalu, akhirnya secara perlahan mencoba untuk membangkitkan kembali. Awal kebangkitan ditandai dengan dijadikan posko kesehatan bagi warga.

Baca Juga : 182 Penderita TB Meninggal Dunia, 3.054 Sembuh

“Pertama Karangligar Pustu sudah ada sejak tahun 2010 tapi akibat banjir jadi mati dan peralatan rusak semua. Kemudian saat saya menjadi kepala puskesmas melihat Pustu itu memiliki potensi karena daerah banjir dan awalnya pustu itu dijadikan sebagai posko,” jelasnya.

Setelah itu pada tahun 2023, ketika terdapat program ILP, kepala desa menyampaikan kepada dirinya untuk melakukan renovasi gedung.

Pihaknya akan menyediakan tenaga kesehatan hingga peralatan dan obat yang dibutuhkan.

tersebut disambut baik oleh pihak desa, dengan adanya anggaran desa yang dimanfaatkan untuk pembangunan gedung.

“Lalu di tahun 2023 ada program ILP dan saya melakukan advokasi ke kepala desa untuk membangkitkan lagi dan di Desa Karangligar ada anggaran untuk memperbaiki gedung Pustu. Setelah itu setiap hari diberikan pelayanan Pustu, tadinya pelayanan tidak setiap hari. Setelah Karangligar, saat ini sedang dibangun Pustu Desa Margamulya, Pustu Desa Mekarmulya dan Pustu Desa Mulyajaya,” paparnya.


Melalui ILP tersebut telah membuahkan hasil dengan adanya peningkatan SPM. Meski begitu masih terdapat kendala anggaran di beberapa desa yang belum memberikan anggaran untuk ILP di tahun 2024.

“Hasilnya bukan capaian dalam bentuk angka tetapi dengan kegiatan ini bisa meningkatkan SPM kita. Pelayanan Pustu harus ada koordinasi dengan pihak desa, di Telukjambe Barat sangat kooperatif.

Kesulitan ada di permasalahan anggaran, masih ada beberapa desa yang akan merencanakan anggaran ILP di tahun 2025 kemudian di puskesmas juga perlu ada sarana dan prasarana yang mendukung,” tutupnya. (nad)

Related Articles

Back to top button