KARAWANG

Bulan November IPH Karawang 1,31 Persen

KARAWANG, RAKA – Daging ayam ras, bawang merah, mie goreng instan menjadi penyumbang angka tertinggi di Karawang menurut perhitungan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada Bulan November ini.

Titi Kurniati, Statistisi Ahli Muda jumlah Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Karawang mencapai 1,31 persen di Bulan November. Ia menjelaskan untuk penghitungan IPH dilakukan setiap satu pekan. Kemudian untuk menghitung inflasi akan menggunakan sistem sister city.

Presentase konsumsi daging ayam ras sebanyak 0,826 persen, bawang merah sebanyak 0,54 persen. Kemudian komoditas terakhir yang menjadi penyumbang angka IPH terbesar berada di mie goreng instan dengan presentase 0,27 persen. Angka IPH akan mendapatkan gambaran untuk tingkat daya beli dari masyarakat.

“Daging ayam ras presentasenya 0,826 untuk andil IPH nya, bawang merah presentasenya 0,54 dan mie goreng instan 0,27 persen. Jadi kita hanya memantau perkembangan harga tidak melihat jumlah konsumsinya. Dari angka IPH akan mendapatkan gambaran untuk tingkat daya beli dari masyarakat. Menjelang Nataru konsumsi daging ayam ras akan mengalami kenaikan. Di pekan sebelumnya masih sama daging ayam ras yang tertinggi. Selama 1 bulan November hanya 3 komoditas itu yang fluktuatif kenaikannya,” paparnya, Kamis (5/12).

“IPH di Karawang di Minggu ke empat November ada 1,31 persen. Perhitungannya setiap Minggu, biasanya setiap hari Senin dengan mengadakan radiogram secara virtual meeting bersama dengan BPS pusat dan Kemendagri. Penghitungan IPH tidak ada perhitungan satu tahun, tapi kalau ingin nenghitung secara agrestaton bisa menggunakan sister city atau kota inflasi yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Karawang,” jelasnya.

Baca Juga : 10 Orang Tidak Lolos Uji Kompetensi Fotografer

Ia mengaku saat ini Karawang menjadi wilayah dengan jumlah IPH tertinggi di Provinsi Jawa Barat. Standar nilai IPH yang normal berada di bawah angka 1.

“Akibat adanya kenaikan di harga daging ayam ras, menjelang akhir tahun permintaan meningkat tapi jumlah ketersediaan sama dan dapat mengakibatkan inflasi. Kalau untuk yang Minggu ini Karawang sebagai satu-satunya di Jawa Barat yang IPH nya tinggi. Umumnya nilai IPH itu di bawah angka 1,” terangnya.

Data yang digunakan saat penghitungan diambil dari website SPK2P milik kementrian dalam negeri. Kemudian untuk komoditas yang dinilai mulai dari beras hingga cabai merah.

“Datanya diambil dari website SPK2P milik Kemendagri, kita hanya mengolah saja. Komoditasnya meliputi beras, terigu, cabai rawit, telur ayam ras, mie instan, susu bubuk, daging ayam ras, tahu mentah, gula pasir, ikan kembung, minyak goreng, susu bubuk balita, pisang, jeruk, daging sapi, udang, tempe, bawang merah, bawang putih, cabai merah. Kenaikannya paling banyak di daging ayam ras,” tambahnya.

Selanjutnya untuk perhitungan inflasi akan menggunakan survey harga konsumen. Penghitungan inflasi di Jawa Barat diambil dari 7 kota dan 3 kabupaten.

“Survey perhitungan inflasi itu menggunakan survey harga konsumen. Di Jawa Barat ada 7 kota dan 3 kabupaten yang dihitung inflasinya dan sebagai penghitung inflasi nasional. Kota Bogor, Depok, Bandung, Bekasi kalau Kabupaten Subang, Majalengka dan Bandung. Subang mewakili wilayah Jawa Barat bagian tengah, kalau wilayah Utara dari Kota Bekasi,” tutupnya.(nad)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button