RadarKarawang.id – Siapa sangka ternyata netizen yang jarang posting status di medsos punya kelebihan menurut psikolog.
Seseorang terkadang mempunyai Media Sosial alias medsos hanya ingin mencari tambahan informasi saja.
Mereka jarang mempost atau posting kehidupannya.
Baginya status merupakan privasi tersendiri.
Uniknya menurut Psikolog hal itu menandakan kelebihan atau kualitas hidup yang baik
Mereka yang jarang atau tidak pernah mengunggah di media sosial sering kali menghargai kesendirian mereka.
Mereka menghargai waktu sendiri, menggunakannya untuk refleksi diri dan pengembangan pribadi.
Baca juga: 2.554 Jaring Apung Dibongkar di Waduk Cirata
Ini tidak berarti penyendiri atau antisosial. Bahkan, bisa sangat mudah bergaul jika mau.
Hanya saja lebih menyukai interaksi tatap muka yang bermakna daripada koneksi digital. Mereka menganggap interaksi di dunia nyata lebih memuaskan dan autentik.
Real Life lebih penting baginya.
Ia tak selalu merekam dan memamerkan kehidupan di medsos namun tengah menyerap semuanya ke dalam diri sendiri.
Kemudian ia akan mengkoreksi semuanya jika dirasa ada yang salah.
Mereka yang lebih suka menjaga privasi di media sosial sering melaporkan tingkat kecemasan yang lebih rendah.
Hal ini didukung oleh penelitian, yang telah menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan media sosial yang tinggi dengan peningkatan tingkat kecemasan dan depresi.
Ini bukan berarti semua orang yang menjaga privasi di media sosial bebas dari rasa cemas.
Namun, tidak adanya tekanan untuk mempertahankan citra tertentu di dunia maya, atau stres karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain, dapat menghasilkan kondisi pikiran yang lebih damai.
Orang yang jarang mengunggah di media sosial sering kali mengutamakan kejujuran.
Mereka tidak tertarik untuk menampilkan gambaran sempurna tentang kehidupan agar dilihat dunia.
Sebaliknya lebih suka menjadi diri sendiri dan menjalani kehidupan yang autentik bersama keluarganya.
Psikolog menunjukkan bahwa pendekatan ini sering kali menghasilkan harga diri yang lebih tinggi dan kesehatan mental yang lebih baik. Ini merupakan bukti penerimaan diri dan kekuatan batin.
Psikolog berpendapat bahwa orang-orang seperti kita, yang lebih menyukai keintiman di dunia nyata, sering kali memiliki kecerdasan emosional yang lebih tinggi dan lebih berempati.
Tonton juga konten ini: Ngeri!! 100 Pelajar di Karawang Terinfeksi HIV
Mereka lebih suka menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbicara dengan seorang teman tentang kehidupan, impian, dan segalanya daripada mengunggah status yang dapat dilihat oleh ratusan orang.
Lebih suka menjaga privasi di media sosial sering kali sangat menghormati privasi diri sendiri dan orang lain.
Memahami pentingnya menjaga beberapa aspek kehidupan agar tidak diketahui publik dan juga menerapkan pemahaman ini kepada orang lain.
Cenderung tidak akan berbagi informasi tanpa izin atau terlibat dalam gosip.
Sebaliknya, mereka menghormati batasan dan percaya pada pentingnya ruang pribadi, baik secara fisik maupun digital.
Tidak terpengaruh oleh tren atau tekanan eksternal tetapi dibimbing oleh nilai dan keyakinan sendiri.
Pendekatan yang disengaja terhadap kehidupan ini seringkali menghasilkan rasa kepuasan yang lebih besar.
Psikolog menyimpulkan bahwa sifat ini dapat berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan secara keseluruhan. (psn)