RadarKarawang.id – Ikon baru Karawang The Windows telah selesai dibangun. Monumen yang dibangun Rp8,7 miliar ini berdiri megah di Jalan Interchange berkonsep Karawang Pangkal Perjuangan.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Keanekaragaman Hayati Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Dede Pramiadi mengatakan,
proses pembangunan The Windows tahap ke tiga menggunakan anggaran sebesar Rp700 juta. Konsep tahap ketiga terdapat perubahan sesuai dengan diskusi dari beberapa instansi yang terlibat.
Saat ini menggunakan konsep Karawang Pangkal Perjuangan dengan simbol penari yang membawa golok. “Akhir tahun di November sampai Desember untuk tahap ke tiga kemarin dengan anggaran 700 juta.
Dulu konsepnya dengan narasi lalu mendapatkan arahan dari pimpinan agar mencari konsep supaya masyarakat langsung memahami.
Konsepnya Karawang Pangkal Perjuangan yang direpresentasikan dengan budaya Karawang seperti penari yang membawa golok yang menunjukan semangat juang,” ujarnya, Jumat (3/1).
Baca juga: Nia TKW Korban Kekerasan di Bahrain
Selain itu di bagian bawah terdapat simbol Monumen Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok. Di bagian atas terdapat tulisan aksara Sunda.
“Lalu simbol yang dibagian bawah itu Monumen Tugu Kebulatan Tekad Rengasdengklok. Kendalanya saat terjadi hujan karena pembangunan harus diberhentikan.
Di tanggal 25 Desember ada koreksi untuk 3 aksara Sunda dan langsung diperbaiki selama 2 hari,” jelasnya.
Meski telah berhasil dibangun, namun pemerintah akan tetap melakukan perawatan setiap tahun. Ia mengaku untuk proses pengerjaaan membutuhkan petugas yang memahami terkait K3.
“Perawatannya hanya pembersihan dan pengecatan ulang saja. Saya belum dapat menyebutkan untuk anggaran perawatan saat ini.
Pekerjaan ini tingkat resikonya tinggi dan masih perlu ada konsultasi dengan orang yang memahami tentang K3 untuk membahas anggaran K3,” lanjutnya.
Kini pihaknya sedang dalam tahap pemulihan tanah untuk ditanami tanaman di lokasi akses jalan masuk. Proses pemilihan tanah membutuhkan waktu selama dua Minggu.
Ia menerangkan akan menggunakan pupuk hasil buatan dari RTH Ke Hati untuk pemulihan tanah. “Saat ini kita sedang menyelesaikan sisa jalan masuk yang belum ditanami tanaman.
Minggu ini sudah dimulai untuk proses penggemburan tanah terlebih dahulu, lalu dibentuk kontur tanah yang sesuai dan memberikan pupuk organik hasil dari pembuatan di RTH Ke Hati,
ada 3 kwintal pupuk organik hasil dari RTH Ke Hati. Pemulihan tanah 2 Minggu,” terangnya.
Tonton juga: Mengenal Macan Penjaga Gunung Ceremai
Dede mengaku untuk kabel penangkal petir dicuri oleh orang dua bulan lalu. Pembelian kabel penangkal petir diperlukan anggaran sekitar Rp10 juta.
“Sudah ada kejadian kabel penangkal petir diputus orang di dua bulan lalu dan sudah langsung lapor ke Polsek.
Anggaran tahun ini harus ada untuk kabel penangkal petir, perlu anggaran 10 juta untuk kabel penangkal petir belum biaya operasional petugas.
Harapan kita ayo jaga bersama jangan sampai ada tindakan merusak dan mencuri (ikon Karawang),” tutupnya. (nad)