Uncategorized

Jalan Berlumpur Bikin Geger

CILAMAYA WETAN, RAKA – Jejaring sosial menjadi senjata populer yang kerap digunakan netizen agar pemerintah melek terhadap tuntunan masyarakat.

Seperti yang dilakukan oleh pemilik akun facebook Herman Jhonson, mengunggah jalan setapak berlumpur di Dusun Kosambi Tengah, Desa Sukatani, Kecamatan Cilamaya Wetan. Alhasil, keluhan warga tersebut langsung menyasar bupati dan mempertanyakan dana desa Sukatani. “Meuni euweuh perhatiana pisan desa teh, eta anggaran gede dikamanakeun. Tah kepala desa model kieu kudu dikumahakeun ibu Bupati Cantik (pemerintah desa tidak ada perhatian, anggaran besar dikemanakan. Kepala desa seperti itu harus dibagaimanakan ibu bupati cantik),” tulis Herman Jhonson.

Menyikapi itu, Kades Sukatani Masrukhin mempertanyakan unggahan dalam foto itu wilayah Kosambi Tengah sebelah mana? “Yang di medsos itu Kosteng (Kosambi Tengah) yang mana. Ada juga yang sisa kapal dan sudah dianggarkan tahun ini,” katanya.

Sekretaris Camat Cilamaya Wetan Imam Qusyaeri mengatakan, pihaknya sekadar memantau wilayah saja. Mana yang harus segera dibangun, apakah jalan setapak, jalan lingkungan, atau turap, agar dana desa digunakan efektif dan efesien. Ini juga untuk menjawab pertanyaan atau protes netizen di medsos yang sering menanyakan kenapa jalan masih rusak atau jembatan masih jelek. “Kita jawab netizen yang protes, bener gak? Ayo kita pantau bareng-bareng kalau ada,” ujarnya.

Camat Cilamaya Wetan Hamdani mengatakan, saat ada yang viral di medsos, dia langsung turun gunung mengecek kebenarannya. Pertama, pengunggahnya siapa. Ternyata, saat diusut orangnya memang tidak berada di Kosambi Tengah alias di luar kota. Kemudian, jalanan yang disebut jelek dan tanpa perhatian tersebut, memang benar tapi itu adalah sisa 100 meteran saja yang akan dilanjutkan dalam APBDes tahun 2019, karena terusannya ini tembus ke areal pesawahan.

Pihaknya, sudah klarifikasi langsung bersama kades setempat dan hasilnya jalanan tersebut sudah masuk anggaran tahun ini. Warga diharapkan sabar karena mengelola keuangan daerah maupun desa butuh proses dan tahapannya. “Kalau ada kekesalan, entah dorongan murni kekecewaan atau dorongan politik pilkades misalnya, silahkan konfirmasi dan koordinasikan bersama dengan kades atau langsung ke saya, bukan langsung mengunggah ke media sosial,” ujarnya. (rud)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button