Warga Takut Banjir Besar Terulang Lagi
RENGASDENGKLOK, RAKA – Dari sembilan desa di Kecamatan Rengasdengklok tujuh diantaranya rawan bencana banjir. Hal mengkhawatirkan, penyebab banjir di desa-desa tersebut selain akibat meluapnya Sungai Citarum ternyata juga karena rembesan tanggul sungai.
Petugas Satpol PP Kecamatan Rengasdengklok Jakaria, mengatakan tiap kali menjelang musim hujan, tujuh desa tersebut pasti banjir. Selain disebabkan drainase yang tidak lancar karena terbendung sampah juga lantaran dangkal akibat pengendapan. “Rembesan air Sungai citarum juga jadi penyebab utama banjir di tujuh desa rawan banjir itu,” tandas Jakaria, Selasa (29/1).
Tujuh desa rawan banjir itu masing Desa Dewisari, Kertasari, Rengasdengklok Selatan, Rengasdengklok Utara, Amansari, Karyasari dan Desa Kalangsari. Sementara dua desa lainnya yakni Desa Kalangsari dan Dukuhkarya dinilai aman dari banjir karena berjauhan dengan Sungai Citarum.
Sebelumnya, masyarakat Dusun Krajan Selatan RT 15/07, Desa Karyasari mengkhawatirkan jebolnya tanggul citarum setelah beronjong batu penahan tanggul mengalami anjlok akibat perubahan kontur tanah setelah air Sungai Citarum meluber. “Awalnya akibat air Citarum banjir. Tetapi ketika air sudah mulai surut beronjong batunya ikut anjlok bersamaan dengan lumpur,” ucap Ketua RT 15/07 Salim.
Salim mengatakan kalau anjloknya beronjong batu penahan tanggul Sungai Citarum tersebut memang sudah lama, sekitar satu tahun lalu. Mulanya hanya sedikit yang mengalami anjlok. Namun, karena tidak segera diperbaiki akhirnya kerusakannya melebaar hingga akhirnya anjlok. “Sampai saat ini panjang bronjong yang anjlok sudah mencapai sekitar 30 meter,” katanya.
Masih dikatakan Salim, saat ini warga desanya semakin waswas kemungkinan jebolnya tanggul akan lebih lebar ketika debit air sungai Citarum melebihi kapasitas. Apalagi lagi, terang Salim, aliran sungai itu di desanya berada persis belokan sungai sehingga tingkat penggerusannya juga lebih tinggi. “Jadi air citarum akan langsung menimpa ke tanggul, karena pas pada belokan,” ucapnya.
Salim berharap Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) segera memperbaikinya karena dikhawatirkan kerusakan bertambah parah. “Kami khawatir saja banjir besar tahun 1960 terulang lagi,” ucapnya. (rok)