KARAWANG, RAKA- Omzet petani milenial di Kabupaten Karawang mencapai puluhan juta setiap harinya, bahkan hasil panennya ada yang dibuat produk sambal dan dipasarkan hingga masuk pasar global.
Ketua Tim Infotek Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang Adhari mengatakan, di Kabupaten Karawang terdapat sebanyak 60 petani milenial di Kabupaten Karawang.
“Petani milenial ini usianya mulai dari usia 19 tahun hingga 39 tahun. Untuk di Kabupaten Karawang masyarakat yang bergabung ke dalam petani milenial ini kebanyak mereka yang orang tuanya petani yang banyak lahan sawahnya,” katanya, Jumat (17/1).
Baca Juga : Implasemen SDN Gintungkerta 1 Tetap Berlanjut
Menurutnya, petani milenial di Kabupaten Karawang semuanya aktif dan semuanya bertani, bahkan banyak dari mereka sudah sukses dengan pertanian yang digarapnya. Petani milenial ini ada yang omzet perhari mencapai puluhan juta rupiah dan ada juga produknya yang diekspor keluar negeri.
“Contohnya petani milenial di Kecamatan Majalaya dia bertani dengan membuat peternakan sapi dan domba. Setiap harinya dia menjual domba dan sapi ke Purwakarta dengan omzet perhari bisa mencapai Rp60 juta,”paparnya.
Menurutnya, ada juga petani milenial asal Kecamatan Batujaya yang bertani menanam cabai dan ketika panen cabainya tersebut dibuat produk sambal dengan kemasan toples.
“Jadi dari cabai lalu diolah menjadi sambal, kini produknya sampai dijual ke luar negeri seperti negara Jepang. Sedangkan untuk harganya Rp 50 per toples,” paparnya.
Dijelaskannya, saat ini untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan di Kabupaten Karawang sangatlah sulitnya, sehingga dia menyarankan dan mengajak masyarakat untuk menjadi petani. Karena dengan bertani pun bisa menjadi orang yang sukses.
“Kalau masyarakat tahu potensinya dan peluangnya dalam bertani pasti akan sukses. Apalagi saat ini dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) bahan-bahan dari petani di wilayah setempat,”paparnya.
Disampaikannya, agar para petani milenial di Kabupaten Karawang semakin maju dan sukses pihaknya pun memberikan pembinaan serta pelatihan kepada mereka.
“Kami pun membentuk mental mereka, jangan sampai mereka menjadi mental pengemis dengan berharap ada bantuan dari pemerintah. Mereka harus mampu berdiri di atas kakinya sendiri,” tutupnya. (zal)