Uncategorized

Minta Tanah Makam Dikembalikan

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Ratusan warga Kampung Rawarengas, Desa Sukaluyu mendesak PT. Cita Nusa, pengembang perumahaan Grahayana mengganti tanah pemakaman seluas 459 meter dijadikan akses jalan menuju perumahan tersebut.

Tidak cuma memblokir jalan masuk ke Perumahan Grahayana, warga juga mengancam akan membangun tembok permanen. “Pihak PT. Cita Nusa telah membohongi warga. Padahal sudah dibicarakan tanggal 11 Juli 2013 untuk ganti ruginya. Makanya kami kesal dan klimaksnya sekarang kami turun ke jalan untuk menegaskan hak kami,” tandas kordinator aksi Forum Rawarengas Bersatu, Carlim Mulyana, Rabu (30/1) di pintu masuk kawasan pemakaman Rawarengas.

Dijelaskan berdasarkan kesepakatan PT Cita Nusa akan mengganti lima kali lipat dari luas tanah yang digunakannya untuk akses masuk ke perumahaan. Namun, ungkap Carlim pada 24 November 2014 lalu, tanah pengganti seluas 2.380 meter yang dijanjikan malah disertakan sebagai syarat pendirian perumahan. Dalam Perda, perumahan boleh berdiri bila pengembang membuat lahan seluas dua persen dari total luas lahan perumahan untuk dijadikan fasilitas sosial dan fasilitas umum.

Hal sama juga diungkapkan Sekretaris Forum Rawarengas Bersatu Muharom Setiamulya. Awalnya PT Cita Nusa ingin membangun perumahan tapi tidak ada akses jalan. Maka dipakatilah tanah pemakaman sebagai akses jalan dengan syarat ada tanah pengganti. “Tapi, tanah pengganti yang dijanjikan itu secara administratif tidak kuat karena hanya berupa surat keterangan. Malah tanah pengganti itu akan disertakan sebagai persyaratan untuk menggugurkan syarat pendirian perumahan,” kata Muharom.

Di tempat sama, ahli waris tanah pemakaman, Oma Miharja menyatakan akan membawa persoalan ini ke jalur hukum bila tuntutan warga tidak didengar. “Yang jelas, tanah ini merupakan tanah kami yang diwariskan dari leluhur kami,” tegasnya.

Sementara, warga yang ikut aksi tersebut mengungkapkan ketidakpuasannya dengan berteriak-teriak meminta Grahayana mengembalikan tanah yang telah dijanjikan dan mendesak agar pihak perumahaan itu memohon maaf secara terbuka di media massa karena telah membohongi warga. Pihak Graharayana sendiri hingga Rabu petang tidak memberi pernyataan apapun. Namun informasi dilapangan pengembang perumahan itu akan mengajak warga berdiskusi di rumah makan Cibiuk namun warga menolak. (yfn)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button