HEADLINE
Trending

‘Kami Sudah Capek Sekali’

Desa Karangligar Banjir Lagi

KARAWANG, RAKA- Baru memasuki tahun 2025 wilayah Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat kembali dilanda banjir. Adapun banjirnya yang terjadi akibat meluapnya sungai Citarum dan Cibeet yang menyebabkan sekitar 130 rumah terendam banjir. Sudah berulang kali banjir selama musim hujan tanpa solusi membuat warga yang terdampak sudah capek menjalaninya.

Salah satu warga Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat Esih (52) mengatakan, banjir kembali melanda wilayah Desa Karangligar pada Selasa (21/1) pagi. Banjir yang terjadi disebabkan meluapnya sungai Cibeet dan Citarum. Untuk ketinggian banjir bervariasi, namun yang paling dalam ketinggian banjir mencapai 2 meter.

“Kalau setiap akhir tahun dan awal tahun kita sudah biasa kena banjir. Untuk awal tahun ini baru satu kali banjir, tapi untuk diakhir tahun kemarin sampai terjadi 10 kali banjir,” katanya, kepada Radar Karawang, Rabu (22/1).

Disampaikannya, karena sudah tahu akan terjadi banjir maka dirinya sudah tidak kaget dan sudah menyimpan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi dan lebih aman. Akan tetapi jika banjirnya lebih tinggi tentunya barang-barang tersebut terendam.

“Ya barangnya sudah kita pindahkan, tapi kalau banjirnya tinggi tetap saja terendam. Kita pun mengapa masih bertahan dan belum mengungsi karena airnya belum masuk ke rumah tapi kalau nanti sore airnya tetap tidak surut kemungkinan kita akan mengungsi, karena dikhawatirkan ada kiriman air di malam hari,”paparnya.

Menurutnya, dengan adanya banjir masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas biasanya seperti memasak, namun meskipun sudah dua hari dilanda banjir tapi belum akan bantuan yang berikan pemerintah atau pihaknya mana pun.

“Kita belum makan, tapi dari kemarin belum ada juga bantuan makanan, sehingga kami sangat mengharapkan adanya bantuan makanan,” harapnya.

Sementara itu, Ketua RT 03, RW 01, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Timur Joni mengatakan, banjir yang terjadi disebabkan luapan air sungai Citarum dan Cibeet yang menyebabkan sekitar 130 rumah di dua RT di Desa Karangligar tergenang air.

“Untuk ketinggian air sekitar mencapai 80 centimeter, namun masyarakat masih belum mengungsi dan masih bertahan di rumahnya masing-masing,”ungkapnya.

Dijelaskannya, banjir yang terjadi di wilayah tersebut sudah bertahun-tahun, namun belum kunjung adalah solusi dari pemerintah. Setiap terjadi banjir dengan kedalaman air yang sangat tinggi masyarakat harus mengungsi ke saudaranya atau di posko pengungsian yang biasanya dibangun di kantor desa.

“Jadi sebenarnya kami ini sudah capek sekali, tapi sampai saat ini belum juga ada solusi. Apalagi sekarang belum adanya bantuan permakanan dari pihak mana pun, cuma ada bantuan air saja. Sedangkan dengan kondisi banjir masyarakat sudah tidak bisa memasak,” tutupnya. (zal)

Related Articles

Back to top button