Berita Hoax Ancam Keutuhan Bangsa
PURWAKARTA, RAKA – Banyaknya berita hoax yang menyebar di media sosial diminta untuk disikapi secara cermat dan bijak. Hal itu disampaikan oleh tokoh muda NU Purwakarta Hadi M Musa yang menilai jelang pemilu berita hoax semakin banyak. “sangat disayangkan betapa banyak energi positif sebagian orang Indonesia hilang tergerus oleh meningkatnya fitnah dan berita hoax yang sengaja disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggunjawab dan dengan sengaja untuk ingin mengadu domba, mengganggu, mengacau dan merusak tatanan kehidupan berbangsa kita,” terangnya.
Ia juga mengatakan, menjelang persiapan pesta demokrasi 5 tahunan yang seharusnya menjadi hal yang positif untuk memperbaiki kondisi bangsa. “Pemilu adalah hal yang biasa saja dalam sebuah negara demokrasi, dan seharusnya ini menjadi satu momentum untuk mengumpulkan, menyatukan kekuatan kita dan menggerakan energi positif rakyat dan menyatukan kembali kekuatan besar bangsa Indonesia,” bebernya.
Dijelaskannya, terkhusus untuk warga dan jamiyah Nahdlitul Ulama, diharapkan bisa menjaga ketentraman dengan terus merawat kebersamaan dan keutuhan NKRI. “Kita sadar dan yakin apa yang sudah dikerjakan para sesepuh NU dan Ulama sejak Indonesia merdeka adalah satu upaya untuk tetap menjaga kebersamaan dan keutuhan Indonesia,” ujarnya.
Terlebih, tambahnya, para ulama NU dan jamiyah NU ikut berjuang mendirikan Indonesia dengan keringat, darah dan airmata. Oleh karenanya, semua kalangan harus sadar dan yakin apa yang sudah dikerjakan para pendahulu adalah perjuangan yang luar biasa. “Setiap rumah kader NU, Muslimat NU, GP Ansor, Banser, Fatayat NU, PMII, IPNU, IPPNU, Santri, Pondok Pesantren, Majelis-majelis Taklim dan KBNU yang lainya adalah posko bersama untuk memenangkan kader NU,” ujarnya.
Menurutnya, tidak ada lagi ruang bagi warga NU untuk menolak, menghindar, atau tidak mau tahu, apalagi tidak terlibat, menjaga keutuhan NKRI. “Mari bahu membahu, tolong menolong dan saling mendukung, ini bukan sekadar persoalan Pilpres dan Pileg saja, ini persoalan kebangsaan,” ujarnya. (ris)