Kades Mulyajaya Mau Nyalon Bupati
KUTAWALUYA, RAKA- Kepala Desa Mulyajaya Kecamatan Kutawaluya, Endang,A.md niat maju ke ranah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Karawang 2020 mendatang. Namun, di tengah niatan sang kades membidik kursi di panggung pilkada tersebut mendapat tanggapan beragam dari para kepala desa lain, Endang mengklaim bisa lebih semangat dalam kontestasi lima tahunan itu. “Memang kalau dihitung jumlah DPT di desa saya, hanya ada 2.006 orang dari 2.700 jiwa usik. Tapi, untuk maju jumlah ini tidak menjadi patokan. Yang penting elektabilitas suara dan hasil akhir akumulasi penghitungan suara 50% lebih 1, sudah bisa duduk di bangku tertinggi kabupaten,” ujarnya, kepada Radar Karawang.
Ia juga mengakui jika Desa Mulyajaya yang berada di Kecamatan Kutawaluya ini merupakan salah satu desa yang paling minim jumlah masyarakatnya, bahkan paling miskin diantara kepala desa lainnya di Kabupaten Karawang. Keberadaannya, sebut Endang, juga dipelosok perkampungan. “Kalau di banding Desa Duren Kecamatan Klari memang 4 kali lipat lebih kecil. Tapi, untuk pencalonan Bupati Karawang bukan hanya menghitung satu desa, karena saya merasa bangga sebagai kades kampung bisa dan berani mencalonkan diri sebagai bupati,” sindirnya.
Lebih lanjut, dengan jumlah masyarakat yang sedikit, Endang menanggap hal tersebut tidak menjadi permasalahan, karena yang memilih bupati bukan di satu desa saja, lagi pula tidak ada tolak ukur seseorang untuk maju di pilkada terlalu dini, bahkan sebelum jadi kades sekalipun masih bisa mencalonkan sebagai bupati. Apalagi klai, Endang, jika keberadaannya sudah di akui oleh lebih dari 50% desa di Karawang dengan mengetuai Barisan Kepala Desa Karawang (Baladewa) dan sebagai ketua umum paguyuban Macan Kumbang yang mempunyai sekitar 36.000 massa, dirinya bisa lebih optimis.”jumlah masyarakat yang sedikit di desa saya, tidak masalah, karena yang memilih bupati bukan di satu desa saja,” ungkapnya.
Menurutnya, di Kabupaten Karawang memang banyak Kepala Desa yang berpengetahuan di atas rata-rata, bermateri, dan lebih senior daripadanya. Namun kenyataannya semua itu tidak menjadikan kades di Karawang kompak, itu harus diakui karena ia merasa justru terkesan masing-masing. “Kalau ada permasalahan saja baru kelimpungan, wajar jika sering menjadi bulan-bulanan permasalahan Karena kadesnya aja gak kompak,”sentilnya.
Dirimya, lanjut Endang tidak mau melihat ketidak komoakan itu terus berlarut, karena seharusnya, kades ini kompak dengan visi dan misi yang sama, apalagi dengan beban dan tanggungjawabnya yang tak jauh berbeda, langkahnya maju diambil karena berangkat dari ketidakberpihakan pemerintah kabupaten selama ini terhadap pemerintah desa. Ia ingin segala sesuatu berasal dari desa,” karena kemajuan sebuah desa menandakan kemakmuran daerah atau wilayahnya.” Pungkasnya. (rok)