Uncategorized

Perawat Puskesmas Kotabaru Kewalahan

KOTABARU, RAKA – Sejak Januari 2019, Puskesmas Kotabaru membuka layanan untuk pasien rawat inap. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan dan lebih memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Namun beroperasinya layanan pasien rawat inap belum ditunjang dengan fasilitas serta tenaga perawat yang cukup.

Syafarudin, perawat Puskesmas Kotabaru, mengaku kerepotan sejak mulai dibukanya pelayanan rawat inap. Ia berharap adanya penambahan tenaga perawat untuk ditempatkan di Puskesmas Kotabaru. Saat ini dirinya terpaksa harus menangani tugas sebagai pemeriksa di ruang BP dan di ruang rawat inap. “Kemarin sudah ada penambahan 2 orang. Tapi masih kekurangan. Saya juga masih harus bolak balik ke ruang BP dan gedung rawat inap,” katanya, saat berbincang dengan Radar Karawang, Kamis (21/2).

Selain kurangnya perawat, kata Syafarudin, fasilitas lain seperti tempat tidur pasien juga masih sangat kekurangan. Di gedung rawat ini baru ada 4 tempat tidur. Sehingga jika ada pasien lebih dari 4, ia terpaksa harus mengambil alat tidur yang berada di gedung poned. “Sekarang aja pasien ada 7 orang. Ngambil di gedung poned dulu. Itu kalau kebetulan sedang tidak ada yang bersalin. Kalau ada kan gak bisa dipakai,” terangnya.

Sementara, Pendi Anwar, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Karawang mengatakan, saat ini semua puskesmas sudah akreditasi sejak tahun lalu untuk dijadikan BLUD. Jika sudah BLUD, untuk perekrutan penambahan SDM serta penambahan fasilitas itu sepenuhnya menjadi kewenangan manajemen puskesmas. “Puskesmas boleh melakukan penambahan tenaga perawat sesuai kemampuan keuangan puskesmas yang sumbernya itu dari dana kapitasi. Dan itu besar juga uangnya, sekarang sudah mulai diberlakukan. Tinggal kesiapan dinkes saja kapan launchingnya,” kata Pendi.

Ia juga mengatakan, dana kapitasi yang ada di puskesmas hampir mencapai Rp1 miliar tergantung dari jumlah kepesertaan. Dana tersebut digunakan untuk pendanaan manajemen puskesmas itu sendiri. Selain itu, tetap juga ada bantuan dari APBD untuk membantu pendanaannya. “Memang beda-beda dana kapitasi dari setiap puskesmas itu. Tergantung dari jumlah kepesertaan. Biasanya itu untuk SDM,” ujarnya.(nce)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button