Uncategorized

Emak-emak Mengolah Sampah Jadi Uang

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Jika biasanya sampah dibuang di pinggiran jalan lalu menumpuk. Di Desa Parungsari justru bisa diolah menjadi bernilai ekonomis. Tepatnya di Dusun Leuwiasem RT 007/002, Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Barat. Emak-emak di kampung itu sibuk mengolah sampah menjadi kerajinan.

Irawan, direktur Bank Sampah Desa Parungsari mengatakan, bank sampah ini merupakan program Eco Village (Kampung Hijau) yang digagas Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), yang berbasis lingkungan. Di kampung ini, sebutnya, bank sampah disambut positif masyarakat. “Bank sampah ini diberi nama balad runtah. Kita ajak masyarakat jaga alam, maka alam menjaga kita, ” katanya.

Program ini, tambah Irawan, bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat agar hidup bersih, sehat, dan dapat mengelola sampah dengan baik sehingga bernilai ekonomis, dan dapat memberi pemasukan tambahan bagi masyarakat. “Sampah di lingkungan kita ini diminimalisir, karena warga memiliki pengetahuan memilah sampah dan sadar pentingnya lingkungan,” katanya.

Sementara, Icem (27) awalnya tidak tahu apa-apa soal cara mengelola sampah. Seiring waktu, dia semakin serius mengolah sampah. Ia pikir, bank emok saja masuk kampung, ternyata ada juga bank sampah yang bisa dikelola lebih ekonomis. “Sampah plastik, rokok, bungkus mie instan, sampai bungkus kopi, semuanya bisa diolah lebih ekonomis,” katanya.

Saat ini, selain belajar mengolah sampah, warga juga belajar kebersihan lingkungan. Sehingga setiap melihat sampah tidak selalu negatif, tapi bisa menghasilkan sesuatu yang lebih produktif. “Secara tidak langsung, bukan saja bahasan soal bank sampah, tetapi juga manfaat kebersihan lingkungannya,” pungkasnya. (yfn)

Related Articles

Back to top button