
PURWAKARTA, RAKA – Program pendidikan semi militer yang di gagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, mulai dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta pada Kamis (1/5). Di Purwakarta sendiri sedikitnya ada 40 siswa SMP yang mengikuti program pendidikan semi militer yang diadakan di Markas Resimen Armed 1/Sthira Yudha/1 Kostrad, berlokasi di Jalan Raya Sadang-Subang, Purwakarta.
39 dari 40 siswa yang terdaftar tiba sekitar pukul 12.00 WIB dengan bus dan truk yang disediakan Pemkab Purwakarta.
Dedi Mulyadi menyampaikan, program pendidikan semi militer ini dimulai dari Kabupaten Purwakarta. Ia mengungkapkan, pendidikan militer yang akan diterapkan tersebut, paling cepat selama 6 bulan dan paling lama selama 1 tahun.
“Semoga dengan pendidikan militer ini, para siswa bisa merubah kebiasaan buruk menjadi berprilaku baik dan menghormati orang tuanya, tidak melawan dan tidak nakal lagi” ujarnya, Kamis (1/5).
Sementara itu, Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, menyampaikan bahwa Purwakarta sudah sangat siap melaksanakan program pendidikan semi militer bagi siswa yang nakal.
“Anggarannya sudah siap, jadi mulai hari ini para siswa masuk ke barak pelatihan militer,” kata Om Zein panggilan akrab bupati.
Untuk jumlah siswa yang mengikuti pendidikan militer, kata Om Zein sebanyak 40 siswa dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Purwakarta.
“Semoga mereka yang di didik secara militer di Resimen, menjadi siswa yang berprilaku baik, bertanggungjawab dan hormat kepada orang tua,” ujarnya.
Danmen Armed 1 Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi, menjelaskan bahwa pendidikan di hari pertama diisi dengan pemeriksaan kesehatan dan psikologi, sebelum mereka menjalani rutinitas harian, seperti salat berjamaah, olahraga, menjaga kebersihan, makan teratur, hingga sesi konseling dan motivasi.
“Tujuan utama program ini adalah membentuk lingkungan positif yang membangun mental dan spiritual anak-anak,” tuturnya.
Ia mengatakan, materi pelatihan disusun secara kolaboratif oleh TNI, Polri, pemerintah daerah, dinas sosial, serta psikolog anak.
“Tentu ini kolaborasi yang baik, semua terlibat untuk memberikan hal yang positif kepada anak,” ucapnya.
Program ini, kata dia, diharapkan melahirkan generasi muda yang disiplin, berakhlak mulia, dan cinta tanah air.
Baca Juga : Kabag Logistik Tiba-tiba Geledah Ruang Tahanan
Sementara itu, salah satu orang tua siswaz Elly mengatakan bahwa dirinya berharap besar terhadap perubahan anaknya. Ia mengaku anaknya sering bolos dan susah diberikan nasehat.
“Saya titipkan ke program ini agar bisa berubah jadi lebih baik. Terima kasih Pak Bupati dan Gubernur, semoga anak saya bisa jadi rajin dan nurut,” kata Elly.
Ia juga menuturkan, sudah menyiapkan berbagai perlengkapan sejak jauh hari, seperti seragam, alat tulis, pakaian olahraga, hingga perlengkapan mandi dan ember.
“Memang sudah didaftarkan oleh sekolah, terus saya sebagai orang setuju dan dukung, semoga anak ini bisa berubah lah menjadi lebih baik,” ujarnya.
Tonton Juga : PENULIS PALING DISEGANI
Sementara itu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Ace Hasan Syadzily tak sependapat dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi soal sekolah militer bagi siswa bermasalah atau nakal di barak selama 6 bulan sampai 1 tahun. Menurutnya, pembinaan terhadap siswa harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Ace menilai ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk membina anak, selain mengirimkan ke barak militer.
“Saya kira kita harus melakukan pembinaan terhadap anak, tentu caranya harus lebih sesuai dengan tahap perkembangan anak,” kata Ace di Bandung, Kamis (1/5/2025). Ace pun lebih memilih mengirimkan anak bermasalah ke lembaga pendidikan yang bersifat religius atau pondok pesantren.
“Saya mungkin minta anak itu dibina melalui pendidikan di pesantren atau pendidikan khusus terhadap mereka,” ujarnya.(yat)