HEADLINE
Trending

Sekolah Tukang Tawuran akan Ditutup Dedi Mulyadi

RadarKarawang.id – Sekolah tukang tawuran akan ditutup Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ingat! Sekali lagi. Sekolah yang siswanya tukang tawuran, akan ditutup.

Sebelumnya, Dedi tak bosan-bosan mengunjungi para siswa yang sedang dididik di barak.

Tak hanya mengunjungi, Dedi Mulyadi juga melakukan push-up bersama para siswa di barak militer.

Seperti biasa, Dedi Mulyadi berinteraksi dan berbincang dengan banyak anak.

Dilansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, rata-rata permasalahan siswa di barak militer adalah masalah tawuran atau perkelahian.

Saat ditanya oleh Dedi Mulyadi kenapa melakukan tawuran, salah satu anak menjawab karena saling ejek di media sosial.

Selain karena saling ejek, ada juga permasalahan tawuran yang sudah dilakukan sejak dulu, yaitu antara SMK PGU Sumedang dan SMK BPI.

Kedua sekolah tersebut bahkan dikenal sebagai “musuh bebuyutan.”

Selanjutnya, Dedi Mulyadi bertanya kepada salah satu siswa yang berasal dari SMK Negeri 1 Purwakarta.

Sontak hal tersebut membuat Dedi Mulyadi terkejut, pasalnya dulu SMK negeri tidak pernah memiliki kasus berkelahi.

Berbeda dari anak sebelumnya yang berkelahi antar sesama siswa sekolah, siswa SMK Negeri 1 Purwakarta tersebut justru berkelahi dengan anak-anak gang.

Siswa tersebut menceritakan bahwa ia dijadikan “tumbal” oleh seseorang berinisial J karena masalah pribadi.

“Dulu, sewaktu saya bupati, SMK negeri itu tidak pernah berkelahi. Paling YPK, YKS, Bina Taruna,” ucap Dedi Mulyadi.

Baca juga: Warga Karawang Terjebak 7 Jam di Gua Naga Mas Kuningan

Dedi Mulyadi, pun heran mengapa sekarang sekolah negeri bisa terlibat dalam perkelahian.

Dedi Mulyadi pun mengatakan, jika siswa SMK Negeri 1 Purwakarta terus berkelahi, sekolah tersebut akan ditutup.

“Sekolah yang gurunya tidak bisa menyelesaikan masalah perkelahian akan saya tutup,” tegas Dedi Mulyadi.

Ada lagi siswa dari SMK Negeri 7 Kota Bogor yang mengatakan suka berkelahi dengan cara muterin sekali, mulai dari SMK Negeri 1 sampai SMK Negeri 10.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi yang kini berstatus sebagai orang nomor satu di Jawa Barat akan memberikan bantuan berupa uang untuk pendidikan.

Bantuan uang tersebut akan disalurkan oleh Pemprov Jabar dengan nominal yang cukup besar, yaitu Rp3,6 juta per siswa.

Akan tetapi, tidak semua siswa akan mendapat bantuan tersebut. Dalam hal ini hanya kategori tertentu saja yang bisa menerimanya.

Lantas, kategori siswa seperti apa yang akan diberikan bantuan uang tersebut? Baca sampai tuntas infomasi ini.

Dalam video yang diunggah kanal akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Minggu, 22 Juni 2025 Dedi Mulyadi mengungkapkan salah satu masalah yang masih menghantui masyarakat Jawa Barat adalah kemiskinan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang ia dapatkan, Dedi Mulyadi menyebut kurang lebih ada 12.670 siswa yang masuk ke dalam kategori miskin ekstrim.

“Masyarakat miskin ekstrim berdasarkan data BPS yaitu siswanya yang miskin itu jumlahnya 12.670 siswa, ini berdasarkan data BPS,” kata Dedi Mulyadi.

Menyikapi hal itu, Dedi Mulyadi berencana akan menyiapkan anggaran sebesar Rp75 miliar untuk bantuan yang akan diberikan kepada siswa miskin di wilayahnya.

Anggaran tersebut diharapkan bisa memberi bantuan bukan hanya untuk 12 ribu lebih siswa yang sudah tercatat di BPS saja. Ia juga mengantisipasi seandainya masih ada siswa kurang mampu yang belum tercatat oleh instansi tersebut.

Uang bantuan sebesar Rp3,6 juta per siswa itu harus digunakan untuk membeli keperluan pendidikan, seperti baju, sepatu, buku, dan barang-barang lainnya.RadarKarawang.id – Sekolah tukang tawuran akan ditutup Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ingat! Sekali lagi. Sekolah yang siswanya tukang tawuran, akan ditutup.

Sebelumnya, Dedi tak bosan-bosan mengunjungi para siswa yang sedang dididik di barak.

Tak hanya mengunjungi, Dedi Mulyadi juga melakukan push-up bersama para siswa di barak militer.

Seperti biasa, Dedi Mulyadi berinteraksi dan berbincang dengan banyak anak.

Dilansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, rata-rata permasalahan siswa di barak militer adalah masalah tawuran atau perkelahian.

Saat ditanya oleh Dedi Mulyadi kenapa melakukan tawuran, salah satu anak menjawab karena saling ejek di media sosial.

Selain karena saling ejek, ada juga permasalahan tawuran yang sudah dilakukan sejak dulu, yaitu antara SMK PGU Sumedang dan SMK BPI.

Kedua sekolah tersebut bahkan dikenal sebagai “musuh bebuyutan.”

Selanjutnya, Dedi Mulyadi bertanya kepada salah satu siswa yang berasal dari SMK Negeri 1 Purwakarta.

Sontak hal tersebut membuat Dedi Mulyadi terkejut, pasalnya dulu SMK negeri tidak pernah memiliki kasus berkelahi.

Berbeda dari anak sebelumnya yang berkelahi antar sesama siswa sekolah, siswa SMK Negeri 1 Purwakarta tersebut justru berkelahi dengan anak-anak gang.

Siswa tersebut menceritakan bahwa ia dijadikan “tumbal” oleh seseorang berinisial J karena masalah pribadi.

“Dulu, sewaktu saya bupati, SMK negeri itu tidak pernah berkelahi. Paling YPK, YKS, Bina Taruna,” ucap Dedi Mulyadi.

Tonton juga: Ki Nartosabdo Sang Pembaharu

Dedi Mulyadi, pun heran mengapa sekarang sekolah negeri bisa terlibat dalam perkelahian.

Dedi Mulyadi pun mengatakan, jika siswa SMK Negeri 1 Purwakarta terus berkelahi, sekolah tersebut akan ditutup.

“Sekolah yang gurunya tidak bisa menyelesaikan masalah perkelahian akan saya tutup,” tegas Dedi Mulyadi.

Ada lagi siswa dari SMK Negeri 7 Kota Bogor yang mengatakan suka berkelahi dengan cara muterin sekali, mulai dari SMK Negeri 1 sampai SMK Negeri 10.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi yang kini berstatus sebagai orang nomor satu di Jawa Barat akan memberikan bantuan berupa uang untuk pendidikan.

Bantuan uang tersebut akan disalurkan oleh Pemprov Jabar dengan nominal yang cukup besar, yaitu Rp3,6 juta per siswa.

Akan tetapi, tidak semua siswa akan mendapat bantuan tersebut. Dalam hal ini hanya kategori tertentu saja yang bisa menerimanya.

Lantas, kategori siswa seperti apa yang akan diberikan bantuan uang tersebut? Baca sampai tuntas infomasi ini.

Dalam video yang diunggah kanal akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Minggu, 22 Juni 2025 Dedi Mulyadi mengungkapkan salah satu masalah yang masih menghantui masyarakat Jawa Barat adalah kemiskinan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang ia dapatkan, Dedi Mulyadi menyebut kurang lebih ada 12.670 siswa yang masuk ke dalam kategori miskin ekstrim.

“Masyarakat miskin ekstrim berdasarkan data BPS yaitu siswanya yang miskin itu jumlahnya 12.670 siswa, ini berdasarkan data BPS,” kata Dedi Mulyadi.

Menyikapi hal itu, Dedi Mulyadi berencana akan menyiapkan anggaran sebesar Rp75 miliar untuk bantuan yang akan diberikan kepada siswa miskin di wilayahnya.

Anggaran tersebut diharapkan bisa memberi bantuan bukan hanya untuk 12 ribu lebih siswa yang sudah tercatat di BPS saja. Ia juga mengantisipasi seandainya masih ada siswa kurang mampu yang belum tercatat oleh instansi tersebut.

Uang bantuan sebesar Rp3,6 juta per siswa itu harus digunakan untuk membeli keperluan pendidikan, seperti baju, sepatu, buku, dan barang-barang lainnya. (psn/rdb)RadarKarawang.id – Sekolah tukang tawuran akan ditutup Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ingat! Sekali lagi. Sekolah yang siswanya tukang tawuran, akan ditutup.

Sebelumnya, Dedi tak bosan-bosan mengunjungi para siswa yang sedang dididik di barak.

Tak hanya mengunjungi, Dedi Mulyadi juga melakukan push-up bersama para siswa di barak militer.

Seperti biasa, Dedi Mulyadi berinteraksi dan berbincang dengan banyak anak.

Dilansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, rata-rata permasalahan siswa di barak militer adalah masalah tawuran atau perkelahian.

Saat ditanya oleh Dedi Mulyadi kenapa melakukan tawuran, salah satu anak menjawab karena saling ejek di media sosial.

Selain karena saling ejek, ada juga permasalahan tawuran yang sudah dilakukan sejak dulu, yaitu antara SMK PGU Sumedang dan SMK BPI.

Kedua sekolah tersebut bahkan dikenal sebagai “musuh bebuyutan.”

Selanjutnya, Dedi Mulyadi bertanya kepada salah satu siswa yang berasal dari SMK Negeri 1 Purwakarta.

Sontak hal tersebut membuat Dedi Mulyadi terkejut, pasalnya dulu SMK negeri tidak pernah memiliki kasus berkelahi.

Berbeda dari anak sebelumnya yang berkelahi antar sesama siswa sekolah, siswa SMK Negeri 1 Purwakarta tersebut justru berkelahi dengan anak-anak gang.

Siswa tersebut menceritakan bahwa ia dijadikan “tumbal” oleh seseorang berinisial J karena masalah pribadi.

“Dulu, sewaktu saya bupati, SMK negeri itu tidak pernah berkelahi. Paling YPK, YKS, Bina Taruna,” ucap Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi, pun heran mengapa sekarang sekolah negeri bisa terlibat dalam perkelahian.

Dedi Mulyadi pun mengatakan, jika siswa SMK Negeri 1 Purwakarta terus berkelahi, sekolah tersebut akan ditutup.

“Sekolah yang gurunya tidak bisa menyelesaikan masalah perkelahian akan saya tutup,” tegas Dedi Mulyadi.

Ada lagi siswa dari SMK Negeri 7 Kota Bogor yang mengatakan suka berkelahi dengan cara muterin sekali, mulai dari SMK Negeri 1 sampai SMK Negeri 10.

Di sisi lain, Dedi Mulyadi yang kini berstatus sebagai orang nomor satu di Jawa Barat akan memberikan bantuan berupa uang untuk pendidikan.

Bantuan uang tersebut akan disalurkan oleh Pemprov Jabar dengan nominal yang cukup besar, yaitu Rp3,6 juta per siswa.

Akan tetapi, tidak semua siswa akan mendapat bantuan tersebut. Dalam hal ini hanya kategori tertentu saja yang bisa menerimanya.

Lantas, kategori siswa seperti apa yang akan diberikan bantuan uang tersebut? Baca sampai tuntas infomasi ini.

Dalam video yang diunggah kanal akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Minggu, 22 Juni 2025 Dedi Mulyadi mengungkapkan salah satu masalah yang masih menghantui masyarakat Jawa Barat adalah kemiskinan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang ia dapatkan, Dedi Mulyadi menyebut kurang lebih ada 12.670 siswa yang masuk ke dalam kategori miskin ekstrim.

“Masyarakat miskin ekstrim berdasarkan data BPS yaitu siswanya yang miskin itu jumlahnya 12.670 siswa, ini berdasarkan data BPS,” kata Dedi Mulyadi.

Menyikapi hal itu, Dedi Mulyadi berencana akan menyiapkan anggaran sebesar Rp75 miliar untuk bantuan yang akan diberikan kepada siswa miskin di wilayahnya.

Anggaran tersebut diharapkan bisa memberi bantuan bukan hanya untuk 12 ribu lebih siswa yang sudah tercatat di BPS saja. Ia juga mengantisipasi seandainya masih ada siswa kurang mampu yang belum tercatat oleh instansi tersebut.

Uang bantuan sebesar Rp3,6 juta per siswa itu harus digunakan untuk membeli keperluan pendidikan, seperti baju, sepatu, buku, dan barang-barang lainnya. (psn/rdb)

Related Articles

Back to top button